Sukses

MPR dan Menteri Sarawak Bahas Pembangunan Jalur Internasional

Menurut Menteri Pembangunan Infrastruktur dan Komunikasi Sarawak, jalur internasional akan menguntungkan kedua negara.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang menerima kunjungan Menteri Pembangunan Infrastruktur dan Komunikasi Sarawak, Malaysia, Dato Seri Michael Manyin Anak Jawong.‎ Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan kedua negara.

"Isu perbatasan, beliau mau bertanya kira-kira bagaimana pembangunan itu selama 2 tahun," ujar Oesman usai bertemu Michael Manyin di ruang Delegasi Pimpinan MPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/2/2015).

Dalam pertemuan itu, keduanya juga membahas masalah 'jalur tikus' atau jalur ilegal di wilayah perbatasan kedua negara yakni di Entikong, Kalimantan Barat. Jalur tikus di perbatasan ini sering digunakan imigran gelap.

Menurut Oesman Sapta atau akrab disapa Oso, jalur darat di perbatasan harus segera dibangun dengan baik. Lantaran, ia menilai, tidak hanya Malaysia yang terganggu dengan keberadaan jalur ilegal itu, tapi juga Indonesia.

"Perbatasan harus segera dibangun agar jalur-jalur tikus itu tidak ada lagi, itu yang dimaksud oleh beliau. Beliau juga merasakan ada gangguan jalur-jalur tikus itu. Jadi kedua pihak merasa terganggu dengan keberadaan tikus-tikus itu," beber dia.

Untuk itu Oso menekankan, perlu penanganan khusus dalam menindaklanjuti imigran gelap. Misalnya dengan memberikan hukuman tegas kepada pelanggar perbatasan.

"Jadi kalau tikus ini diberi obat tikus maka bisa kembali ke negara asal dan dihukum di negara masing-masing," lanjut dia.

Oso menjelaskan, sesuai rencana jalur perbatasan akan dibangun pada tahun ini dan akan selesai pada 2016. "2016 sudah selesai, khusus di daerah perbatasan di Entikong, nanti ada juga pembangunan jalan tol dan beberapa pembangunan terkait Entikong itu sendiri," tandas Oso.
‎
Jalur Tikus Jadi Jalur Internasional

Michael sendiri menyatakan, pihaknya telah menemukan 2 ribuan lebih jalur masuk ilegal bagi imigran gelap pada tahun lalu. Tapi saat ini jalur tikus sudah menurun sampai 7 ratusan. "Makanya ini kita bincangkan (dengan MPR RI)," kata Michael.

Dia berharap, dari sekian jalur tikus yang ada bisa diperbaiki dan dijadikan sebagai jalur masuk internasional. "Sekarang kita perbincangkan, apabila ini sudah diputuskan kita akan bisa menggunakan jalur ilegal menjadi jalur internasional. Karena ini akan menguntungkan dua kawasan di perbatasan (Indonesia dan Malasysia)," harap dia.

Terlebih, lanjut dia, Presiden Jokowi sudah mengumumkan target 2 tahun untuk membangun pelabuhan darat antara Entikong dan Sarawak. Sehingga, pelabuhan darat internasional juga bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.

"Jadi bukan hanya perjanjian dagang tapi juga pelabuhan darat internasional," tandas Michael. (Sun/Yus)