Liputan6.com, Jakarta - Komisi D DPRD Jember, Jawa Timur mewacanakan tes keperawanan sebagai syarat kelulusan siswa tingkat SLTP dan SLTA menjelang pelaksanaan Ujian Nasional. Terkait hal itu, anggota Komisi X DPR Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio menolak wacana tersebut.
"Ya buat saya sudah nggak produktif ya ada tes-tes keperawanan dalam hal-hal yang nggak terlalu krusial buat saya, karena itu kan sangat-sangat pribadi sekali dan ini sudah banyak pembahasan," ujar Eko di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (11/2/2015).
Menurut dia, pelaksanaan tes keperawanan sangat sensitif dan menuai kontroversi, sebab hal itu menyangkut hak pribadi seorang wanita. Komedian itu pun mengimbau agar wacana ini tidak dibahas lagi.
"Buat saya sudahlah, hal-hal yang telalu amat pribadi dan tidak krusial sekali untuk diperdebatkan. Tidak perlu untuk test keperawanan ini," ujar Eko.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menambahkan, jika tes keperawanan jadi direalisasikan, maka pelajar yang berprestasi namun sudah tidak perawan akan terancam nasibnya. Padahal siswi tersebut punya hak untuk terus melanjutkan pendidikan atau memasuki jenjang karier demi masa depan.
Terlebih, kata Eko, seorang perempuan bisa saja tidak perawan karena musibah, bukan karena hubungan seks bebas. Untuk itu, dia kembali mengimbau agar DPRD Jember tak lagi membahas wacana tersebut.
"Jadi kita mengimbau hal seperti itu, nggak usah ada. Karena buat saya nggak produktif. Kalaupun bicara tidak perawan, itu bukan berati dia nggak produktif. Yang terpenting kemampuan, kalau bicara setelah itu, moral kembali lagi ke sekolah tersebut, dan pendidikan orang tersebut," tandas Eko. (Riz/Sss)
Eko Patrio: Tes Keperawanan Siswi Tidak Krusial
Menurut Eko Patrio, tes keperawanan sangat sensitif dan menuai kontroversi, sebab hal itu menyangkut hak pribadi seorang wanita.
Advertisement