Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui saluran air (drainase) di ibukota banyak yang sudah tua sehingga tidak mampu menampung air hujan dengan curah hujan tinggi. Drainase di Jakarta saat ini hanya mampu menampung curah hujan di bawah 50 milimeter per hari.
"Betul sudah tua semuanya (drainase)," kata Basuki yang karib disapa Ahok itu di Balaikota Jakarta, Rabu (11/2/2015).
Meski begitu, Ahok tidak berniat melakukan pelebaran drainase sehingga mampu menampung curah hujan dengan intensitas lebih dari 80 milimeter per hari.
Pemprov DKI lebih memilih membuat banyak sumur resapan di seluruh wilayah Jakarta. Khususnya di jalur transportasi massal seperti Mass Rapid Transit (MRT) sepanjang Jalan Thamrin dan Sudirman.
"Nggak bisa diganti kan drainasenya. Kita akan buat sumur resapan tahun ini. kalau MRT selesai, di sepanjang Jalan Thamrin dan Sudirman mungkin akan kita bobok jalur yang dibuat taman itu, kita tambahkan sumur resapan," ujar Ahok.
Yang dilakukan Pemprov DKI selama ini, menurut dia, hanya sebatas penertiban dan normalisasi drainase. Seperti membersihkan saluran air, drainase yang tertutup bangunan kini telah dibuka, bangunan yang di atasnya pun dibongkar. Sehingga aliran air hujan dengan mudah bisa masuk ke dalam drainase.
"Kita sudah selesaikan drainase semuanya. Buktinya hujan besar, orang-orang bilang cepat kering. Dulu banyak orang yang meninggikan rumah supaya tidak banjir, tetapi malah menutupi saluran airnya. Jadi air nggak bisa masuk got. Karena itu kita bongkarin semua. Sekarang kan sudah lihat buktinya," jelas Ahok. (Ali/Mut)
Drainase Jakarta Sudah Tua, Ahok Akan Buat Sumur Resapan
Drainase tua itu tidak mampu menampung air hujan dengan curah hujan tinggi.
Advertisement