Sukses

Tak Hanya Jakarta, Banjir Juga Landa Berbagai Wilayah Indonesia

Banjir juga terjadi di beberapa wilayah Indonesia, seperti Surabaya, Ponorogo, dan Jepara.

Liputan6.com, Jakarta - Banjir akibat luapan air Kalilamong yang menggenangi 2 kelurahan di Kecamatan Pakal, Surabaya, Jawa Timur selama 6 hari, sudah mulai surut.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (12/2/2015), di kawasan Suberejo, air sudah mulai surut dan hanya menggenangi rumah warga dengan ketinggian air sekitar 15 cm.

Dengan alat seadanya, para warga mulai menguras dan membersihkan rumahnya dari sisa genangan air banjir. Meski sudah mulai surut, sejumlah warga mulai terserang beberapa penyakit, di antaranya penyakit kutu air, gatal- gatal, dan diare.

Di Desa Ngabar, Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur banjir menggenangi sejumlah akses jalan. Air juga masuk ke pemukiman warga.

Warga yang rumahnya terendam, terus berusaha membersihkan lumpur dari dalam rumah. Sejumlah warga juga berusaha mengevakuasi perabot rumah tangga ke tempat aman.

Di Jepara, Jawa Tengah, akibat hujan yang terus mengguyur sejak Selasa malam 10 Februari 2015, ratusan rumah di Desa Tegalsambi Tahunan terendam air setinggi 30 hingga 50 cm.

Selain merendam ratusan rumah, banjir juga memutus jalur penghubung Kecamatan Jepara Kota dengan Kecamatan Kedung. Tak sedikit sepeda motor yang nekat menerjang banjir mogok di tengah jalan. Banjir dengan ketinggian 30 cm itu disebabkan karena adanya tanggul jebol dan hujan yang terus mengguyur.

Di kawasan Bangka Belitung, warga setempat melakukan penjebolan dinding jembatan karena khawatir wilayah yang terendam banjir semakin tinggi.

Ketinggian banjir pun perlahan menurun. Namun demikian, warga yang ingin melintasi jalan tersebut perlu waspada. Akibat banjir itu, salah satu kantor pelayanan publik yakni Kantor Kelurahan Padang Mulia terpaksa tidak bisa difungsikan.

Sementara itu, ratusan rumah penduduk di wilayah Sumberjaya, Kecamatan Bekri, Lampung juga hampir tenggelam. Sedikitnya, 100 lebih kepala keluarga menjadi korban. Para warga harus menggunakan perahu untuk beraktivitas, terlebih ketinggian mencapai 2 meter.

Banjir disebabkan karena tanggul yang jebol sehingga tidak kuat menahan derasnya aliran air Sungai Waytipo. Warga berharap, ada upaya pemerintah untuk membantu para warga yang menjadi korban banjir kiriman Sungai Waytipo. (Vra/Mvi)