Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sangat kesal aliran listrik ke pompa-pompa di Waduk Pluit justru mati saat dibutuhkan. Dia meminta PLN tidak lagi melakukan hal serupa karena dampaknya sangat besar. Terlebih PLN dan Pemprov DKI Jakarta sama-sama milik pemerintah.
"Sudahlah kita nggak mau terlalu ngotot. Saya bilang sama PLN, nanti siang saya ketemu sama PLN saya katakan jangan perlalukan kami seperti swasta. PLN punya negara lho dan pemprov juga negara. Sama-sama negara," ujar Ahok pada sela-sela peninjauan perbaikan tanggul Kali Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015).
Ahok ingin ketegangan dengan PLN segera berakhir. Terlebih PLN memiliki 17 gardu di lokasi Waduk Pluit yang seharusnya dapat bekerja. Sehingga banyak pertanyaan yang timbul di benak Ahok mengapa listrik itu dimatikan.
"Pertanyaan saya, sebelum dimatikan PLTU itu ada di Pluit Muara Karang lho dan itu belum kerendem. Dan seluruh Pluit, Muara Baru belum kerendem. Nah kenapa dimatikan. Katanya listriknya datang dari Jawa, Jawa Tengah gitu lho, ini kan nggak, orang PLTU 2 ada di Muara Karang kok. Muara karang aman kering," jelas Ahok.
Di lokasi itu, kata Ahok, memang sudah memiliki sistem air yang baik. Itu pun pembangunan sistem dilakukan oleh warga bukan pemerintah.
"Di situ ada folder sistem yang baik. Siapa yang bangun? Penduduk, warga. Saya tinggal di sana sejak tahun 1984. Saya tahu benar gimana di sana. Jadi tidak usah kita terlalu ngotot," tandas Ahok. (Ali/Mut)
Ahok: PLN Jangan Perlakukan Kami Layaknya Swasta
Ahok meminta PLN tidak lagi melakukan hal serupa karena dampaknya sangat besar.
Advertisement