Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Mukhtamar Surabaya, Romahurmuziy atau Romy mengaku, Presiden Joko Widodo meminta agar partainya bersatu. Mengingat, sampai saat ini kondisi tubuh internal DPP PPP masih terpecah jadi dua.
‎"Presiden ingin kepengurusan PPP Mukhtamar Surabaya mendukung pemerintahan ini. Beliau juga ingin PPP bersatu," ucap Romy saat berkunjung ke Kantor Redaksi Liputan6.com, SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Romy menjelaskan hal itu, mengingat PPP kubunya memang terang-terangan menyatakan diri mendukung Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung Koalisi Indonesia Hebat (KIH).‎ Sementara Ketum DPP PPP versi Jakarta Djan Faridz‎ menyatakan tetap berada dalam Koalisi Merah Putih (KMP) yang mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa saat Pilpres 2014 lalu.
‎Romy mengatakan, pada dasarnya DPP PPP tidak menginginkan adanya perpecahan. Apalagi, perseteruan 2 kubu ini tidak terjadi di tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota, melainkan hanya di tingkat pusat saja.
"Perbedaan itu hanya di DPP saja. Dari kacamata Undang-Undang Adminitrasi Negara hanya 1 kepengurusan DPP PPP. Yaitu yang disahkan pemerintah. Dan itu adalah hasil Mukhtamar Surabaya. Namun sebagian kader ada yang belum sepakat pada hasil-hasil Mukhtamar Surabaya," ucap mantan Anggota Komisi IV DPR periode 2009-2014 ini.
Terkait islah sendiri, Romy mengaku, sudah ada 6 kali upaya mediasi dilakukan pihaknya dengan kubu Djan Faridz. Namun, sampai saat ini belum ada hasilnya.
"Mungkin masih butuhkan waktu. Mungkin kita pelan-pelan dapat titik temu," kata Romy. (Osc/Ein)