Sukses

Kebakaran Lahan Meluas di Bengkalis, Ratusan Petugas Diterjunkan

Pemerintah Kabupaten Bengkalis belum berencana menggunakan bom air karena kesulitan mendapatkan sumber air.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Bengkalis, Riau, terus meluas. Sejauh ini masih ada sekitar 50 hektare lahan yang dilalap api. Sebagai tindak lanjut, sekitar 215 personel gabungan sudah diterjunkan ke lokasi untuk memadamkan api.

Kebakaran terjadi di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis. "Beberapa hektare sudah berhasil dipadamkan. Petugas masih melakukan pemadaman," jelas Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Kamis (12/2/2015).

Pihak kepolisian, menurut Guntur, sudah menurunkan sekitar 80 personel. Sementara ratusan lainnya terdiri dari petugas pemadaman dari sejumlah perusahaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan TNI.

"Selain itu, ada pula puluhan personel dari Manggala Agni dan Masyarakat Pencinta Api (MPA). Beberapa alat berat, 4 mobil pemadam dan 30 mesin robin atau pemompa air sudah diturunkan ke lokasi," terang Guntur.

Pemerintah Kabupaten Bengkalis belum berencana menggunakan bom air karena kesulitan mendapatkan sumber air. Petugas hanya berharap ada hujan yang turun.

"Berdasarkan informasi, hujan sudah sebulan tidak turun. Hal ini membuat petugas kesulitan memadamkan api. Kondisi ini diperparah dengan adanya angin bertiup kencang dan lokasi kebakaran yang sudah kering, sehingga membuat api cepat menyebar," imbuh Guntur.

Pemilik lahan, sambung Guntur, masih diselidiki petugas. Terutama, mengusut kebakaran hutan dan lahan tersebut disengaja atau memang faktor alam.

"Lokasi memang berada jauh dari permukiman. Lokasinya berada jauh dalam hutan," ujar Guntur.

Selain di Bengkalis, titik api juga muncul di Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan. Luas areal kebakaran belum bisa dipastikan Guntur karena masih menunggu laporan dari petugas lapangan.

Sebelumnya, Bupati Bengkalis Herliyan Saleh telah menetapkan daerah berjuluk Negeri Junjungan itu ke kondisi Siaga Darurat Bencana Karhutla. Hal itu dilakukan seiring dengan meluasnya kebakaran hutan dan lahan. (Ans)