Liputan6.com, Pamekasan - Misnawi melakukan penyanderaan terhadap ayah kandungnya di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Jawa Timur. Ia memegang pisau dan dilekatkan ke leher sang ayah.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (14/2/2015), penyanderaan itu terjadi Kamis kemarin 12 Februari 2015. Pihak keluarga tak ingin ayah dan anak menjadi korban, polisi pun melakukan negosiasi.
"Karena ini bapak dan anak, jadi pihak keluarga korban sudah antisipasi supaya dua-duanya bisa diamankan. Saya sendiri tadi sudah langsung negosiasi, ngomong ya langsung, Saya kasih mungkin penawaran uang, jaminan keamanan, keselamatan tapi tidak digubris", ucap Kapolres Pamekasan AKBP Sugeng Muntaha.
Advertisement
Gagal membujuk Misnawi untuk menyerahkan pisau dan melepaskan ayahnya, polisi mencari jalan keluar yang lain. "Kan sebelum malam Saya ambil tindakan ya, Saya ambil tindakan sebelum malam. Kalau makin malam makin susah, kita coba upaya paksa, kita tembak bahu sini di tangan kanannya", lanjut AKBP Sugeng.
Polisi menembakkan 1 peluru tepat di tangan kanan Misnawi setelah melempar granat asap lebih dulu. Pisau yang dipegang Misnawi jatuh dan Misnawi pingsan. Ia pun segera dibawa ke luar rumah.
Dengan menggunakan mobil patroli polisi, dalam keadaan terluka dan pingsan Misnawi dilarikan ke rumah sakit. Ketika siuman, Misnawi mengaku dia disantet ayahnya.
"Saya menyandera karena ayah saya menyantet, sehingga saya tidak bisa berjalan. Iya, jelas saya menuduh seluruh saudara saya dan ayah saya telah menyantet saya", ujar Misnawi.
Seluruh keluarga Misnawi membantah telah menyantet Misnawi, tetapi Ia tetap pada dugaannya. "Seluruh saudara saya sudah bersumpah tidak menyantet. Saya minta mereka untuk menyembuhkan saya karena saya punya anak 3. Mereka membantah menyantet", sambung Misnawi.
Berbeda dengan Misnawi, polisi mengatakan Misnawi meminta uang dan menyuruh ayahnya menjual sawah. Keinginan Misnawi yang pernah menjadi buron polisi dan lari ke Kalimantan tidak digubris ayahnya hingga akhirnya Misnawi melakukan penyanderaan terhadap ayah kandungnya sendiri. (Vra/Ans)