Liputan6.com, Jakarta - Perlengkapan alat tempur sekelas Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) kian memperlengkap kekuatan pertahanan suatu negara. Rumor pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) oleh Indonesia pun sempat berembus pada awal masa kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla.
Namun hal tersebut langsung dibantah oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, saat berkunjung ke Palembang.
Menurutnya, pihaknya masih mencari perlengkapan senjata maritim mana yang terbagus untuk memperkuat pertahanan negara Indonesia.
"Belum dibeli, kita masih mencari-cari mana yang bagus," katanya, saat berkunjung ke Makodam II Sriwijaya Palembang Jumat 13 Februari 2015.
Pembelian Alutsista sendiri dianggapnya sebagai hal yang serius, karena harus disesuaikan dengan kondisi suatu negara. Apakah negara tersebut memang sedang terancam atau tidak. Ia sendiri belum merasakan adanya ancaman yang berarti terhadap pertahanan Indonesia.
Karena dari segi ancaman negara, Ryamizard mengkategorikan dua jenis ancaman yang harus diwaspadai, yaitu ancaman belum nyata yaitu berupa perang terbuka antar negara dan ancaman tidak nyata.
"Alutsista harus disesuaikan dengan ancaman negara, jadi jangan asal beli saja. Karena sampai sekarang, ancaman tersebut jauh sekali dari Indonesia. Jadi belumlah (beli Alutsista tahun ini)," ucap Ryamizard.
Saat disinggung tentang seberapa kuat pertahanan negara Indonesia di mata dunia, Ryamizard pun mengungkapkan bahwa Indonesia masih berada di urutan 19 dalam kekuatan maritimnya.
"Kekuatan maritim Indonesia sekarang berada di urutan ke-19 dari negara lain," tandas Ryamizard Ryacudu. (Tnt/Riz)