Liputan6.com, Malang - Populasi elang jawa (Spizaetus bartelsi) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Jika pada 2013, jumlah burung predator itu tercatat hanya 3 ekor, maka sampai akhir 2014 lalu jumlahnya sudah 7 ekor.
"Data sampai akhir tahun lalu ada 7 ekor elang jawa, yang seekor di antaranya masih anakan," ujar Kepala Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Tatag Hari Rudhata di Malang, Jawa Timur, Sabtu (14/2/2015).
Elang jawa tersebut terpantau di 2 titik kawasan TNBTS yakni di Resor Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Coban Trisula dan RPTN Jabung. Daya jelajah burung yang telah ditetapkan sebagai maskot satwa langka nasional itu di setiap titiknya sekitar 5 kilometer.
Menurut Tatag, perkembangan populasi elang jawa itu menunjukkan ekosistem taman nasional masih cukup baik. Lantaran ketersediaan pakan dan perkawinan. Sementara ancaman utama dari elang jawa adalah aktivitas perburuan liar, kebakaran hutan hingga satwa pemangsanya.
"Ekosistem di TNBTS masih sangat bagus, mendukung untuk perkembangan populasi elang jawa. Tapi berbagai ancamannya juga harus diwaspadai," papar Tatag.
Balai Besar TNBTS terus melakukan pemantauan untuk memastikan perkembangan populasi burung endemik Jawa tersebut. Pemantauan terutama dilakukan saat musim kemarau, karena saat itu elang jawa lebih bisa jelas terpantau.
"Pemantauan juga melibatkan peneliti dari kelompok pengamat burung. Kami juga melakukan pemantauan untuk satwa-satwa lainnya," tandas Tatag.
Kemiripan dengan lambang negara Garuda Pancasila membuat elang jawa ditetapkan sebagai simbol satwa nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 4 Tahun 1993. Perburuan liar dan perdagangan ilegal merupakan ancaman nyata bagi 'Sang Garuda' tersebut. (Mvi/Sss)
Populasi Elang Jawa Bertambah Meski Dihantui Pemburu Liar
"Data sampai akhir tahun lalu ada 7 ekor elang jawa, yang seekor di antaranya masih anakan."
Advertisement