Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) RI Hanif Dhakiri mengatakan tenaga kerja dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi perhatian khusus dari pemerintah Indonesia. Sebab banyak TKI dari wilayah tersebut menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia.
"NTT jadi perhatian bersama-sama, angka trafficking tinggi. Harus kita nyatakan, sudah cukup orang NTT dijual dan ditipu kesana-kemari. Ada juga yang tersiksa dan yang dibunuh," kata Hanif dalam keterangan tertulis, Minggu (15/2/2015).
Hanif pun mengaku telah berupaya mengurangi perdagangan manusia itu. "Saya sudah cabut izin 28 PT penyalur TKI. Hari ini ada 34 PT lagi yang terancam. Tidak ada kompromi. Kalau ada PT bau-bau dagang orang, kita bunuh PT-nya. Kita cabut izin PT-nya," tegas dia.
Karena itu, Hanif meminta kepada warga NTT agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa jika ingin menjadi TKI. Pemerintah tidak menghalang-halangi WNI yang mau kerja di luar negeri, namun ia meminta semua mengikuti prosedur.
"Warga NTT punya hak migrasi untuk tingkatkan kesejahteraan keluarga. Harus dijamin keamanannya oleh pemerintah," tutur Hanif
Aturan Khusus
Hanif juga berencana membuat peraturan khusus terkait ketenagakerjaan untuk provinsi NTT, karena tingkat perdagangan manusia di daerah ini sangat menghawatirkan.
"Saat ini di NTT angka perdagangan orang sebesar 70 ribu kasus per tahun. Ini gawat darurat. Saya pertimbangkan peraturan khusus ketenagakerjaan khusus NTT, agar migrasi warga NTT aman dan baik," ujar politikus PKB ini.
Menceritakan pengalamannya bertemu TKI saat ke Malaysia bersama Presiden Joko Widodo, Hanif mengaku saat ini ada 80% TKI asal Belu, NTT yang dikirim ke Malaysia.
"Nantinya penempatan TKI ke Malaysia hanya 1 pintu. Indonesia hanya akan kirim TKI ke Malaysia melalui jalur legal, Malaysia juga hanya menerima yang legal," tandas Hanif. (Rmn)