Sukses

'Tendangan Pisang' dari Istana Presiden Brasil Paling Populer

Kabar yang membuat panas hubungan kedua negara ini berhasil menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Minggu kemarin.

Liputan6.com, Jakarta - Dubes RI untuk Brasil, Toto Riyanto mendapat perlakuan tak menyenangkan di Istana Kepresidenan Brasil. Surat mandat sang dubes justru tak digubris Presiden Dilma Rousseff. Kabar yang membuat panas hubungan kedua negara ini berhasil menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Minggu kemarin.

Demikian pula berita tentang Krisdayanti yang masuk dalam jajaran struktural DPP Partai Hanura. Disusul oleh berita tentang aksi warga di Banda Aceh yang mengumpulkan koin sebagai protes kepada PM Australia Tony Abbott yang dianggap mengungkit bantuan kemanusiaan 1 miliar dolar AS saat Aceh dilanda bencana tsunami.

Top 5 News selengkapnya:

1. 'Tendangan Pisang' dari Istana Kepresidenan Brasil

Alih-alih mendapat kehormatan layaknya pejabat diplomatik tertinggi negara bersahabat, surat mandat sang dubes justru tak digubris Presiden Dilma Rousseff. Padahal undangan resmi telah dikantongi Dubes Toto Riyanto.

Perlakuan seperti itu dialami Dubes Indonesia di negeri yang terkenal dengan sepak bola dan teknik tendangan pisangnya. Toto pun ibarat terkena 'tendangan pisang' atau perlakuan tak terduga dari Istana Kepresidenan Brasil.

Padahal sedianya, ia menyerahkan surat mandat kepada kepala negara Negeri Samba tersebut di Palacio do Planalto atau Istana Kepresidenan Brasil pada Jumat 20 Februari 2015 pukul 09.00 waktu setempat.

Selengkapnya...

2. Wiranto Jadikan Krisdayanti Ketua DPP Partai Hanura

Partai Hanura kembali memilih Wiranto sebagai Ketua Umum dalam Munas II di Solo, 13-15 Februari lalu. Selain menunjuk Wiranto sebagai Ketua Umum, Munas II Partai Hanura juga menghasilkan susunan pengurus baru yang memasukan 3 artis dalam jabatan struktural DPP Partai Hanura.

Ketiga artis itu yakni Krisdayanti, David Chalik, dan Reny Djayusman. Plt Sekretaris Media Center DPP Partai Hanura, Ati Marwati mengatakan, susunan pengurus struktural tersebut dibentuk tim formatur usai pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) II Partai Hanura di Solo beberapa waktu lalu. Tim formatur tersebut terdiri dari Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto, Miryam S Haryani, Ayu Hasanusi, Chaeruddin Ismail, dan Muhammad Sangaji.

Selengkapnya...

3. Galang Koin 'Tsunami', Warga Aceh Tuntut PM Abbott Minta Maaf

Para warga Aceh di bawah koordinasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggalang koin sebagai aksi protes kepada Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott yang dianggap mengungkit bantuan kemanusiaan 1 miliar dolar AS saat Aceh dilanda bencana tsunami pada 2004 silam.

Koordinator penggalangan koin, Martinus mengatakan aksi ini tak menargetkan berapa banyak nominal yang didapat dari penggalangan koin, tapi merupakan bentuk desakan kepada PM Tony Abbott agar ia meminta maaf atas ucapannya tersebut.

"Kami tuntut Abbott minta maaf ke warga Indonesia," tegas Martinus di Banda Aceh saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Minggu (22/2/2015). "Kami juga meminta Abbott menarik ucapannya tersebut."

Selengkapnya...

4. Minta Es Krim, Bocah 7 Tahun di Malang Tewas Dipukuli Ayahnya

Kasih Ramadhani, bocah perempuan berusia 7 tahun telah terbujur kaku tak bernyawa di RS Syaiful Anwar Malang, Jawa Timur. Bocah warga Kebonsari, Malang, itu tewas setelah dipukuli oleh Deny, ayah kandungnya sendiri

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (22/2/2015), karena minta dibelikan es krim, sang ayah marah dan menghakiminya hingga mengalami luka di sekujur tubuh.

"Minta, yang ini ga dikasih malah dipukulin sampai meninggal dunia. Pemukulannya sama orangtuanya sendiri mas, bapaknya sendiri, dipukulnya pakai bambu kering buat pikulan itu mas", ucap Munali kakek korban.

Selengkapnya...

5. Kecam PM Abbott, Warga Jakarta Kumpulkan Koin untuk Australia

Perdana Menteri Australia, Tony Abbot mengingatkan Indonesia untuk tak lupa terhadap bantuan Negeri Kanguru itu ketika tsunami melanda Aceh pada Desember 2004 lalu. Pernyataan itu dilontarkan oleh Abbot sebagai aksi protes eksekusi mati terhadap warga negaranya yang merupakan narapidana kasus narkoba.

Pernyataan Abbot ini ternyata mengundang reaksi dari masyarakat Indonesia. Salah satunya dari Koalisi Pro-Indonesia. Mereka menggelar aksi mengumpulkan koin di bundaran HI untuk mengganti bantuan Australia tersebut. Pantauan Liputan6.com, Minggu (22/2/2015), warga satu per satu melemparkan koin ke sebuah spanduk yang diletakkan di bundaran HI.

Selengkapnya...

(Ado)