Sukses

KSAL Beri Hadiah Tanda Tangan Sebagai Penghargaan Tim SAR AirAsia

Penghargaan tersebut diberikan KSAL secara simbolis kepada 3 perwakilan Tim SAR gabungan pencarian AirAsia QZ8501.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Angkata Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi memberikan penghargaan kepada prajurit TNI AL, anggota KNKT, Kru MGS Geosurvey, MV Crest Onyx, dan Kapal Negara (KN) Jadayat. Mereka telah berjasa dalam misi kemanusiaan Search and Rescue (SAR) pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di Perairan Selat Karimata 28 Desember 2014 lalu.

"Jumlah personel yang mendapat penghargaan dari KSAL sebanyak 108 orang. Rinciannya 83 penyelam dari TNI AL, 18 orang komandan dari KRI, 1 orang dari KNKT, 2 orang dari MGS Geosurvey, 2 orang dari MV Onyx dan terakhir 2 orang dari KN Jadayat," papar Kepala Dinas Penerangan Armada RI Kawasan Barat Letkol Ariris Miftachurahman di Markas Komando Armada RI Kawasan Barat Gunung Sahari Jakarta, Selasa (24/2/2015).

Ia mengatakan, penghargaan tersebut diberikan KSAL secara simbolis kepada 3 orang perwakilan.

"Komandan KRI Bung Tomo Kolonel Laut Yayan Sofyan mewakili para komandan KRI, Anggota Satuan Pasukan Katak Koarmabar KLK Edi Edi Susanto mewakili para penyelam, Mayor Marinir Profs De Gradmen mewakili para marinir dan anggota MV Onyx Rajab Malawat mewakili pihak-pihak dari luar instansi TNI yang ikut memberikan kontribusi dalam pencarian pesawat AirAsia rute Jakarta-Singapura tersebut," jelas dia.

KSAL Ade Supandi juga memberikan hadiah tanda tangannya disertai piagam penghargaan kepada para prajurit. "Kalau tanda tangan kan bisa mereka (para prajurit dan para kru kapal non-militer) pajang atau dibawa ke mana-mana sebagai bukti mereka pernah berjasa bagi negara. Kalau hadiahnya uang, cepat habis," kata Ade di Mako Koarmabar Gunung Sahari Jakarta.

Ade mengatakan, saat bersama Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung evakuasi pesawat AirAsia di KRI Banda Aceh, para prajurit menunjukkan dedikasi dan profesionalitas mereka yang tinggi.

"Kita tahu cuaca tak bersahabat, namun mereka tetap semangat mengemban misi kemanusiaan ini. Ada prajurit penyelam yang saat di bawah air, tabung oksigen mereka sudah habis tapi tetap melanjutkan pencarian di bawah air, hal ini di luar kemampuan manusia, dalam konteks ia sendiri terancam keselamatannya," pungkas Ade.

Kebanggan Prajurit

Sementara itu, salah satu penerima penghargaan, Komandan KRI Banda Aceh Letnan Kolonel Laut Arief Budiman mengaku bangga saat kinerja ia dan awaknya mendapat apresiasi dari Panglima TNI dan KSAL.

"Menurut saya pemberian penghargaan ini sudah bagus, walau sebenarnya kita (awak KRI Banda Aceh) pun tak pernah berharap di beri penghargaan semacam ini," ucap Arief kepada Liputan6.com.

KRI Banda Aceh merupakan kapal milik TNI Angkatan Laut yang datang satu hari pascapengumuman hilangnya pesawat AirAsia. "Kami (awak KRI Banda Aceh) tiba di lokasi koordinat hilangnya pesawat tanggal 29 Januari, sekitar satu bulan KRI Banda Aceh menjadi pusat koordinasi misi penyelamatan pesawat Air Asia, karena memiliki helipad yang paling luas," tutur Arief.

Arief menambahkan, dalam misi pencarian maskapai milik Malaysia itu, cuaca menjadi kendala terbesarnya.

"Kendala terbesar kami secara umum adalah cuaca. Tinggi gelombang 1 sampai 6 meter dengan kecepatan arus di permukaan air 0-3 knot," tutup Arief. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini