Sukses

Warga Bengkulu Masih Kumpulkan Koin untuk Australia

Gubernur, anggota DPRD, jajaran TNI-Polri, hingga jurnalis di Bengkulu merogoh kocek mereka untuk disumbangkan pada Australia.

Liputan6.com, Bengkulu - Aksi pengumpulan koin untuk Australia masih terus berlanjut hingga hari ini. Gubernur, anggota DPRD, jajaran TNI-Polri, hingga jurnalis di Bengkulu merogoh kocek mereka untuk disumbangkan pada Australia yang telah mengungkit soal bantuan 1 miliar dolar saat tsunami Aceh.

Ketua Komisi I DPRD Bengkulu Khairil Anwar mengatakan, sikap Perdana Menteri Australia Toni Abbott beberapa waktu lalu sudah sangat menyinggung harga diri bangsa.

"Kami akan antarkan langsung ke Kedubes Australia di Jakarta," ujar Khairil di Bengkulu, Selasa (24/2/2015).

Sementara politisi Partai Nasdem Edi Sunandar mengatakan, seharusnya bantuan kemanusiaan tak dikaitkan dengan urusan politik dan hukum.

"Jangan melakukan intervensi keputusan hukuman terhadap penjahat narkotika dengan mengatasnamakan bantuan kemanusiaan," ucap Edi Sunandar.

Sementara para seniman di Surabaya, Jawa Timur juga tak ketinggalan ikut menggelar pengumpulan koin untuk Australia. Penggalangan dana untuk menyindir pemerintah Australia itu digelar dengan aksi teatrikal. Mereka beraksi di perempatan Siola, Surabaya.

Warga seantero Tanah Air tengah gerah dengan pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang berharap pemerintah mau membatalkan hukuman mati itu dengan mengungkit bantuan negaranya saat tsunami Aceh 2004 lalu. Tak lama setelah pernyataan Abbott itu, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menelepon Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK.

Telepon dari Bishop itu untuk mengklarifikasi maksud dari pernyataan Abbott tersebut. Bishop mengatakan, Abbott tak bermaksud mengungkit bantuan untuk korban tsunami Aceh. Penyataan dari Abbott ditujukan untuk menggambarkan eratnya relasi antara Australia dan Indonesia. (Ndy/Mut)