Liputan6.com, Flores Timur - Gempa bumi berkekuatan besar, 7,1 skala Richter (SR) terjadi di kawasan Flores Timur, malam ini. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa terjadi pada pukul pukul 21.45 Wita, atau 20.45 WIB.
Pusat gempa terletak di laut dengan kedalaman 572 km berada 104 km barat laut Flores Timur atau 129 km Timur Laut Sikka, Nusa Tenggara Timur.
"Meski berskala besar, gempa tidak berpotensi tsunami karena pusat gempa yang sangat dalam yaitu pada kedalaman 572 km," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Jumat (27/2/2015).
"Gempa 7,1 SR termasuk gempa berintensitas cukup besar, namun berhubung pusat gempa yang dalam yaitu 572 km maka diperkirakan tidak akan memberikan dampak yang merusak," imbuh dia.
Posko BNPB telah mengonfirmasi dampak gempa kepada BPBD. Berdasarkan peta, gempa dirasakan di beberapa wilayah timur Flores Timur bagian utara memiliki intensitas IV-V (sedang). Guncangan gempa dirasakan sedang di Sikka dan Kupang. Masyarakat di Kabupaten Flores Timur, Kota Mataram dan sebagian Bali merasakan guncangan gempa lemah.
"Belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa. Kondisi masyarakat telah normal kembali," kata Sutopo.
Lokasi gempa merupakan zona sesar aktif yang berada di sebelah utara Pulau Flores. Sesar tersebut mengalami perpanjangan hingga di sebelah timur laut Bali yang dikenal sebagai Flores back arc thrust (sesar naik belakang busur kepulauan Flores).
"Aktivitas dari sesar naik belakang busur kepulauan inilah yang menyebabkan gempabumi juga banyak terjadi di utara kepulauan Sumbawa hingga Flores."
Menurut Sutopo, ancaman gempa bumi di wilayah NTT berada di selatan maupun utara. Distribusi gempabumi yang terjadi di selatan Sumbawa dan sekitarnya merupakan akibat aktivitas di zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah lempeng Eurasia. Sedangkan di bagian utara adalah gempa dari aktivitas sesar aktif Flores back arc thrust.
"Untuk itu masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya. Gempa bumi tidak dapat diprediksi kapan dan di mana secara pasti akan terjadi," tandas Sutopo. (Riz)