Liputan6.com, Jakarta - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan Salim Sahid memberi pandangannya terkait kondisi politik mutakhir Indonesia. Terutama soal beberapa partai politik yang mengalami perpecahan internal.
"Partai-partai kita ini sekarang gampang pecah karena tidak ada keterikatan," ujar Salim dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2/2015).
Sejauh ini, ada 2 parpol yang mengalami perpecahan, yakni Partai Golkar ‎dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Khusus untuk Partai Golkar, Salim melihat tidak adanya figur di partai beringin yang mampu menjadi penjaga dan pengaman partai telah menyebabkan partai itu terbelah.
"Saya selalu katakan, Golkar bersatu dan aman karena dijaga Pak Harto (mantan Presiden Soeharto). Beliau nggak ada, nggak ada lagi yang jaga Golkar," jelas dia.
Soeharto, lanjut Salim, memang identik dengan Golkar, begitu juga sebaliknya Golkar menjadi representasi Soeharto. Kini, Golkar seperti tengah berjuang mencari sosok pemimpin ideal seperti Soeharto yang mampu menjadi penjaga partai.
Dia mencontohkan Jusuf Kalla dan Aburzial Bakrie yang sama-sama pernah memimpin Golkar. Keduanya berhasil menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar karena memang punya sokongan dana yang besar.
"Golkar lagi berjuang cari pemimpin. Sejak kasus Bali, Jusuf Kalla (punya) duit untuk rebut Golkar. Kemudian Aburizal menang di Pekanbaru karena duitnya banyak," ujar Salim.
Pun demikian regenerasi di tubuh Golkar saat ini tidak seperti para pendahulunya‎. Menurut Salim, Golkar sejak awal memang dipimpin oleh orang-orang yang berduit. "Itu tatanan cara berpolitik mereka pada Orde Baru," ujar dia. (Ado/Sss)
Pengamat: Dulu Golkar Bisa Bersatu karena Dijaga Pak Harto
Menurut Salim, kini Golkar seperti tengah berjuang mencari sosok pemimpin ideal seperti Soeharto yang mampu menjadi penjaga partai.
Advertisement