Liputan6.com, Nusa Dua - Malam makin larut di Pulau Dewata. Namun, suasana riuh membahana terjadi di Hotel The Westin Resort, Nusa Dua, Bali. Riuh itu merupakan gaung dukungan ribuan kader Partai Amanat Nasional (PAN) dalam pembukaan Kongres IV partai berlambang matahari terbit tersebut.
Waktu menunjukkan pukul 19.30 Wita, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa masuk ke dalam ruang kongres, Sabtu (28/2/2015). Masuknya Hatta diikuti dengan tarian Hanoman atau monyet sakti berbulu putih. Hanoman pun selanjutnya memakaikan topi adat Bali kepada Hatta. Hal itu mengundang sorak-sorai para pendukungnya. Begitu bergemuruh.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Amien Rais mengikuti di belakang Hatta. Menyusul kemudian, kandidat ketua umum PAN Zulkifli Hasan datang belakangan dan duduk di samping Hatta. Kurang banyak sorak-sorai dukungan saat Zulkifli masuk.
Para pendukung Hatta Rajasa meneriakkan yel-yel: "Lanjutkan, lanjutkan!" Sementara, pendukung Zulkifli Hasan hanya membalas dengan yel-yel: "Bang Zul! Bang Zul!" Kedua yel-yel ini seringkali balas-membalas.
Kongres ini dihadiri oleh perwakilan negara, tokoh-tokoh Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Di antaranya adalah Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie atau Ical, dan Sekjen Golkar versi Munas Bali Idrus Marham.
Terlihat pula Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan, Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua Umum PPP Djan Faridz, Presiden PKS Anis Matta, Wasekjen PKS Fahri Hamzah, dan Sekjen Nasdem Patrice Rio Capella.
Hanya saja Kongres IV PAN ini tidak dihadiri Presiden Joko Widodo atau Jokowi maupun Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Hatta Siap Bertarung
Hatta Rajasa pun mengatakan telah siap bersaing dengan Zulkifli Hasan dalam memperebutkan takhta tertinggi di partai berlambang matahari terbit itu. Optimisme itu diutarakan Hatta ketika mengecek persiapan pembukaan Kongres IV PAN di Nusa Dua, Bali. "Kita itu hidup harus selalu optimis dan melihat dan membuat masa depan yang optimis," ungkap Hatta, Sabtu 28 Februari 2015.
Meski demikian, Hatta enggan berspekulasi soal prediksi kemenangannya. Yang jelas ia mengaku tak banyak memiliki persiapan khusus.
Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden SBY itu menggarisbawahi pula jangan sampai PAN terpecah dalam ajang pemilihan ketua umum yang baru ini. Tidak peduli siapa yang menjadi ketua umum baru, kader PAN diminta bersatu dan memajukan partai.
"Saya ajak saudaraku sekalian untuk jaga kesatuan dan keutuhan partai kita. Siapa pun nanti calon yang akan maju dan kompetisi adalah suatu hal yang harus disikapi arif serta bijaksana. Jangan itu mengorbankan keutuhan partai. Tak ada tempat sedikit pun di PAN untuk sebuah keretakan, apalagi permusuhan. Yang terpilih rangkullah semua saudaraku," tegas Hatta.
Zulkifli Tawarkan 2 Perubahan
Zulkifli Hasan pun juga yakin dengan persiapan yang sudah dilakukannya. Agar pemilik hak suara mau memilihnya, Ketua MPR itu menawarkan perubahan di internal PAN. Setidaknya ada 2 perubahan yang ditawarkan.
"Kita akan bangun rekrutmen kepemimpinan nasional. Kita akan buka seluas-luasnya dengan nama konvensi. Siapa pun dipersilahkan, dari 2016. Banyak kader bisa jadi capres atau cawapres, juga dari tokoh-tokoh lain. Tak perlu buat partai baru tapi gabung PAN lewat konvensinya," terang Zulkifli.
Selain itu, ia juga berjanji akan memperkuat ranting partai di daerah. Hal ini dilakukan karena partai modern tidak lagi berlandaskan sentralisasi, tapi otonomisasi.
"Seluruh kader dari daerah harapkan DPP tak terlalu berkuasa. Tidak segalanya ditentukan DPP, begitu berkuasanya. PAN itu reformasi harusnya mengusung otonomisasi. PAN sebagai parpol harus bangun proses demokrasi di internalnya," ujar Zulkifli.
"Mana mungkin bisa bangun bangsa kalau partainya tak baik. Gimana bisa kembangkan otonomi daerah kalau partainya tak otonomi. Gimana bisa layani rakyat kalau layani kader sendiri tak bisa," tambah Zulkifli Hasan yang juga Ketua MPR.
Saling Sindir >>>
Baca Juga
Advertisement
Saling Sindir
Saling Sindir
Pembukaan Kongres PAN berjalan dengan normal. Namun percikan api kompetisi dibuat oleh Ketua MPP Amien Rais.
"Waktu September lalu, malam hari di sebuah kantor DPP partai menengah sedang ada rapat harian. Lalu bilang, ketua itu mau temui KMP (Koalisi Merah Putih). Sejam kemudian, di media online (diberitakan), malah pergi ke rumah Surya Paloh untuk bertemu Jokowi," kata Amien.
Ketua yang dimaksud oleh Amien adalah Hatta Rajasa. Ia menyinggung kemunculan Hatta, yang bertemu dengan Jokowi secara tertutup, setelah kalah di Pilpres 2014.
Tak mau kalah, Hatta juga balas menyindir kubu Zulkifli Hasan, Soetrisno Bachir. Ia menyindir soal perolehan suara saat pemilu legislatif (pileg) era Soetrisno, dibandingkan dengan perolehan suara Pemilu Legislatif 2014 lalu.
"Pada pileg dan pilpres (pemilu presiden) lalu, alhamdulillah kita bisa lewati poin dengan baik. Sejarah pertama kali kita capai perolehan suara di atas 9 juta. Memang capain itu belum cukup memuaskan, namun kita sudah kerja keras hentikan tren penurunan," ungkap Amien Rais.
Saat PAN pertama kali mengikuti pemilu pada 1999, perolehan suara PAN sebesar 7.528.956 suara atau sekitar 7,12 persen dari total suara nasional. Perolehan PAN sempat menurun pada Pemilu 2004. Saat itu PAN hanya memperoleh 7.303.324 suara atau sekitar 6,44 persen.
Lima tahun berselang, di bawah kepemimpinan Soetrisno Bachir, perolehan suara PAN anjlok menjadi 6.254.580 suara atau sekitar 6,01 persen. Saat PAN dipimpin ke Hatta Rajasa pada 2010, partai tersebut mengalami kenaikan suara pada Pemilu 2014, yakni sebesar 9.481.621 suara atau 7,59 persen.
Politik Karantina
Kedua kandidat ini pun sudah mulai melakukan gerilya politik untuk mengamankan dukungan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan karantina pendukung.
"Masing-masing kandidat ini sudah mulai gerak, politik karantina yang dilakukan," kata salah satu timses calon Ketua Umum PAN dari kubu Zulkifli Hasan.
Sumber Liputan6.com itu menjelaskan, para pendukung Zulkifli Hasan dikumpulkan di Hotel Melia Bali. Sementara, pendukung Hatta dikumpulkan di Hotel Ina Bali.
Sumber ini melanjutkan para pemilik suara ini juga dijaga oleh 2 ?orang. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan pemilik suara untuk tidak mengalihkan dukungannya ke kandidat lain.
Selain karantina lokasi, pemilik suara juga diberikan ponsel dan nomor baru, sebagai bentuk antisipasi lainnya. "Kita kasih nomor handphone baru dan HP baru sekalian. Harus hati-hati, pindah 1 suara bahaya," imbuh dia.
Terdapat 592 peserta yang memiliki hak pilih. Mereka adalah ketua dan sekretaris DPW PAN se-Indonesia, ketua DPD PAN se-Indonesia, ketua dan sekretaris MPP PAN, ketua umum, sekjen, bendahara umum DPP, serta ketua 6 organisasi otonom. Selain itu hadir pula 3 ribu kader sekaligus simpatisan dalam kongres ini.
Tetap di KMP
Dalam pembukaan kongres ini pula, Hatta mengatakan siapa pun ketua umum yang baru, PAN tetap berada di dalam KMP. Menjadi oposisi, bukan berarti selalu menentang kebijakan pemerintah yang pro-rakyat.
"Kita tetap di KMP. Siapa pun yang pimpin PAN akan tetap berada di KMP," tutur Hatta.
Selain itu, Hatta menyatakan kebijakan berada di luar pemerintah merupakan sejarah pertama PAN sebagai penyeimbang.
"Inilah untuk pertama kalinya PAN di luar pemerintahan. Tapi kita yakin membangun bangsa harus di dalam pemerintahan. Kita bisa berperan sebagai kekuatan penyeimbang. Di luar pemerintahan bukan selalu beroposisi soal kebijakan pemerintah. PAN akan jadi mitra konstruktif pada program pro-rakyat," tegas Hatta Rajasa. (Ans/Sss)
Advertisement