Sukses

Warga Yogya Peringati Serangan Umum 1 Maret

Walikota Yogyakarta mengatakan, peristiwa 6 jam di Yogya pada 1 Maret 1949 harus dimaknai dan diisi dengan usaha memajukan bangsa.

Liputan6.com, Yogyakarta - Peringatan Serangan Umum 1 Maret ditandai dengan upacara dan reka ulang salah satu peperangan mempertahankan kemerdekaan RI tersebut di Monumen Serangan Oemoem Satu Maret, Malioboro, Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, peristiwa 6 jam di Yogya pada 1 Maret 1949 harus dimaknai dan diisi dengan usaha memajukan bangsa. Peristiwa itu harus menjadi pelajaran bagi generasi muda dalam mendukung perjuangan para pahlawan yang merebut Kota Yogyakarta.

"Perjuangan itu masih relevan dalam kondisi saat ini. Sejarahnya penyerangan itu dilakukan secara sporadis 6 jam, tapi ini memberi makna yang mendalam. Generasi muda harus melihat ini jadi momentum perjuangan," ujar Haryadi di Yogyakarta, Minggu (1/3/2015).

Haryadi meminta generasi penerus dari pejuang Serangan Umum 1 Maret dapat mengambil nilai dari perjuangan di Yogya. Semangat perjuangan bisa terlihat dari reka ulang yang digelar di dekat Benteng Vredeburg, Yogyakarta. Kaum muda yang ikut andil dalam reka ulang ini dapat mengambil semangat para pejuang.

"Kekuatan senjata tidak berperan kalau tidak disiarkan dan ditulis, sehingga ini bagian dari mengisi perjuangan. Langkah ini berperan sangat jelas dan harus Kita lakukan terus menerus," ucap Walikota Haryadi.

Warga Yogya memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Selain upacara dan reka ulang, Serangan Umum 1 Maret juga diperingati dengan kunjungan ke makam pahlawan. Ada pula pameran temporer Serangan Umum 1 Maret selama 5 hari di Museum Benteng Vredeburg pada 1 hingga 5 Maret mendatang.

Kepala Museum Benteng Vredeburg Zaimul Azaah mengatakan pameran temporer di benteng untuk mendukung semangat perjuangan para pahlawan yang berjuang di Yogya. Zaimul mengatakan pameran ini adalah kali pertama digelar bersamaan dengan peringatan Serangan Umum 1 Maret. Ia pun akan kembali menggelar pameran temporer di Benteng Vredeburg.

"Program ini akan dilanjutkan tahun depan agar generasi muda dapat melihat. Pameran ini dihadiri masyarakat Yogya dan pengunjung museum benteng tidak hanya orang lokal, tapi (dari) seluruh mancanegara," beber dia.

Ia berharap dengan pameran ini akan meningkatkan target pengunjung 2015 yang mencapai 300 ribu orang. Sementara di bulan Januari dan Februari ini jumlah pengunjung semakin naik. Khusus pameran ini pihak benteng telah menyiapkan Jeep Willis tahun 1946 yang sering digunakan di Yogyakarta, termasuk saat Sri Sultan Hamengku Buwono IX masih hidup.

"Tahun 2014 naik 26 persen dan tahun 2015 baru 2 bulan ya dibanding di bulan yang di tahun kemarin sudah 50 persen. Januari kemarin 33 ribu sekian Februari juga meningkat kunjungannya," pungkas Zaimul Azaah. (Ans/Yus)