Sukses

Hatta Rajasa Kalah, Suasana Kongres PAN Sepi

Hanya tampak pendukung dari kubu Ketua Umum PAN periode 2015-2020 Zulkifli Hasan yang menghadiri Kongres PAN hari ini.

Liputan6.com, Nusa Dua Ketegangan yang sempat mewarnai Kongres IV PAN di Nusa Dua, Bali, jelang pemilihan ketua umum Minggu 1 Maret kemarin, tak lagi terlihat di hari ketiga ini usai Hatta Rajasa tak lagi terpilih sebagai Ketua Umum PAN.

Pantauan Liputan6.com, Senin (2/3/2015), hanya tampak pendukung dari kubu Ketua Umum PAN periode 2015-2020 Zulkifli Hasan yang menghadiri Kongres PAN hari ini. Mereka memakai pin bergambar Zulkifli di bagian dadanya.

Bangku-bangku yang disediakan di aula Hotel The Westin pun tak sepenuhnya terisi. Padahal, saat malam pembukaan pada hari pertama dan malam pemilihan pada hari kedua, aula tersebut penuh sesak oleh peserta.

Hari ini, Kongres PAN menjadwalkan ‎sidang komisi. Dibagi sebanyak 5 komisi, mulai Komisi A sampai Komisi E. Komisi A membahas soal asas dan tafsir asas, Komisi B membahas ‎platform partai, Komisi C membahas AD/ART partai, Komisi D membahas program kerja partai, dan Komisi E ‎mengurus soal rekomendasi.

Zulkifli Hasan akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional periode 2015-2020 dalam voting tertutup pada Minggu 1 Maret kemarin. Zulkifli mengungguli kandidat incumbent Hatta Rajasa.

"Perolehan suara Hatta Rajasa 286 suara, Zulkifli Hasan 292 suara, selisih suara 6 dengan catatan 4 suara rusak dan total suara 582," demikian pengumuman yang dibacakan panitia di arena Kongres IV PAN di Hotel The Westin, Nusa Dua, Bali.

Namun sebelumnya, sempat terjadi kericuhan dalam Kongres PAN. Saat membahas validitas pemilik suara, terdapat 8 peserta yang dipermasalahkan. Hal ini kemudian memicu perdebatan di dalam sidang. Saling tuding antar pendukung tak terhindarkan, antara kubu Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Kericuhan pun tak terelakkan. Hingga terjadi lempar kursi.

Ketua DPD Partai Amanat Nasional Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Muhammad Rafi Ginting yang jadi korban dari kericuhan sidang perdana Kongres IV PAN menggelar konferensi pers. Ia menjelaskan kronologi setelah dirawat di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Kasih Ibu, Nusa Dua, Bali.

"‎Kronologi terjadi singkat. Setelah registrasi, ada seremoni penyerahan palu. Kemudian ada yang saling interupsi. Saya berdekatan dengan arena mik (mikrofon). Sehingga terjadi dorong-mendorong dan kemudian terjadi lempar-lemparan kursi dan mengarah ke arah saya," ungkap Rafi di Hotel Melia, Nusa Dua, Bali.

Rafi menjelaskan, ia dalam kondisi demam sejak kedatangannya ke Bali. Ia memaksakan hadir karena mau mengikuti acara kongres. Saat kericuhan terjadi, ia mengaku tidak ikut-ikutan.

"Pada saat hujan interupsi, ada dua kubu saling berebut mik saya pun 3 hari ini agak sakit. Saya hanya duduk dan ada orang-orang berebut mic, ada dorong-mendorong setelah lihat dari dekat ternyata kursi berterbangan sampai 10 kursi tidak bisa melihat. Dan akhirnya tumbang‎," terang Rafi.

Rafi mengaku sampai 3 kali terjatuh dan tak sadar darah segar keluar dari kepala atas bagian kanannya. Meski begitu Rafi tak sempat mengenali pelaku. Yang dia tahu saat itu dirinya diapit oleh kader dari Palembang dan Papua.

"Ada dekat saya, (kader) Palembang dan Papua. Arah lemparan saya lihat. Bentuk baju tahu, tapi saya tidak bisa katakan dia dari mana saya tidak bisa identifikasi orangnya yang mana," ujar Muhammad Rafi. (Tya/Sss)