Liputan6.com, Jakarta Keputusan Partai Nasional Demokrat (NasDem) membatalkan dukungan terhadap hak angket menuai berbagai spekulasi. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dinilai telah melalukan serangkaian lobi politik sehingga keputusan itu muncul. Namun pria yang karib disapa Ahok itu menampik kabar tersebut.
"Nggak ada hasil lobi, masing-masing partai saja mutusin," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (2/3/2015).
Ahok mengakui beberapa rekannya mempertanyakan sikap dirinya yang tidak mau bertemu sama sekali dengan partai politik (parpol). Dia mengaku sengaja tidak mau melakukan pertemuan itu karena para politisi sudah melayangkan tuduhan lobi tersebut kepadanya.
"Habis kamu menuduh saya akan melobi parpol untuk membatalkan angket. Saya mana mungkin melobi parpol membatalkan angket, orang saya nggak salah kok," tegas dia.
Ahok mengatakan tak berniat mengemis dukungan kepada parpol agar membatalkan hak angket. Dia justru lebih memilih meminta parpol agar melarang kadernya untuk mencuri uang negara.
"Saya malah meminta ke semua parpol untuk jangan melakukan pembiaran dong sama fraksi DKI nyolong Rp 12,1 triliun," tandas Ahok.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) NasDem mengintruksikan seluruh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan seluruh fraksi DPRD DKI Jakarta untuk mencabut hak angket terhadap Ahok, terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 yang menimbulkan polemik.
Menurut Sekjen NasDem Patrice Rio Capella, dengan laporan Ahok ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), otomatis tidak diperlukan lagi hak angket tersebut.
"Pada dasarnya hak angket adalah hak dewan untuk melakukan penyelidikan. Namun dengan langkah Gubernur DKI yang membawa KPK, hal tersebut (hak angket) sudah tidak diperlukan lagi. DPP menginstruksikan DPW dan fraksi NasDem di DPRD Jakarta untuk mencabut hak angket," ujar Rio di kantor DPP NasDem, Jakarta. (Tya/Sss)
Ahok: Tidak Ada Lobi NasDem Cabut Dukungan Hak Angket
Ahok mengatakan tak berniat mengemis dukungan kepada parpol agar membatalkan hak angket.
Advertisement