Sukses

Kisah Anak Disleksia yang Mahir Memasak

Dalam usianya yang baru 13 tahun, Fera memiliki sikap lebih dewasa jika dibandingkan dengan banyak anak sebayanya.

Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak remaja, kegiatan masak-memasak biasa dilakukan. Tetapi bagi Rafaela Kristyawidya, atau yang biasa disapa Fera, kegiatan ini butuh konsentrasi penuh.

Dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (6/3/2015), hal itu disebabkankan Fera menyandang disleksia.

Disleksia merupakan suatu gangguan yang membuat anak sulit membaca dan menulis serta sulit memahami konsep abstrak. Hanya dengan kemauan keras Fera bisa membuat kemajuan.

Dalam usianya yang baru 13 tahun, Fera memiliki sikap lebih dewasa jika dibandingkan dengan banyak anak sebayanya.

Terbukti, Fera bisa ikut serta dalam lomba memasak di dapur Junior Master Chef Indonesia. Bahkan Fera kini kerap diundang untuk mengajar masak-memasak pada anak-anak penyandang disleksia lain.

Sebenarnya Fera lahir normal, tapi dalam perkembangannya mulai terlihat kemampuan belajar Fera agak terlambat. "Sampai suatu ketika, dia dibully karena sesuatu hal, nah itu membuat kita semua merasa harus pindah sekolah, lalu dia pindah sekolah, terus itu juga masih belum tahu dia kenapa, tapi semua-semua terhambat", ucap ibunda Fera, Yosephine.

Akhirnya diketahui putri pasangan Ikhsam Widjaya dan Yosephine Dwi Eka ini menyandang disleksia. "Umur 10 tahun, diyakinkan dia disleksia. Jadi kecerdasannya tidak bermasalah, sebenarnya rata-rata, artinya dia bisa sekolah tinggi kalau dia mau. Jadi ini hanya butuh penanganan yang pas. Nah itu yang pas itu yang harus dicari, di mananya, nah itu yang harus sabar," tandas Yosephine.

Keluarga tak ingin disleksia menghambat perkembangan Fera. Ayah dan ibu Fera berkonsultasi dengan para ahli di bidang ini.

Eksplorasi bidang lain, itulah yang dilakukan fera dengan dukungan keluarga. Tumbuh dalam keluarga yang gemar memasak membuat Fera mudah jatuh cinta pada masak-memasak.

"Bikin happy aja, kaya ngelatihnya tuh jadi kalau masak, kalau lagi sedih, kalau ada teman yang suka ngejek aku kan, aku tiba-tiba pas pulang ke dapur, kan masak gitu", ucap Fera.

Tidak membuang waktu dan tenaga, Fera langsung memusatkan perhatian pada hobi memasaknya.

Yosephine, ibunda Fera, ingin kisah keluarganya bisa bermanfaat untuk keluarga lain yang juga punya anak berkebutuhan khusus. Yosephine pun berbagi cerita lewat blog pribadinya.

Fera sendiri terus mengasah kemampuannya. Disleksia sama sekali tidak mengganggunya lagi. Sesuai dengan motto hidupnya yaitu gapailah cita-cita setinggi langit. (Vra/Yus)