Liputan6.com, Jakarta - Dugaan anggaran 'siluman' senilai Rp 12,1 triliun dalam APBD DKI menimbulkan reaksi beragam dari berbagai kalangan. Tak terkecuali Oji Lirungan. Salah seorang anggota Gerakan Seni Rupa Baru di tahun 1980-an itu turut menyampaikan pandangan terhadap kisruh anggaran ini. Itu ia tuangkan dan diekspresikannya dalam bentuk lukisan.
Berjalan di area Car Free Day sejak pukul 07.00 WIB tadi, Oji memamerkan lukisannya yang dikalungkan di leher hingga menutupi bagian dada dan kaki. Menurut Oji, aksinya ini sebagai bentuk keprihatinan atas anggaran 'siluman' yang diduga dilakukan oknum DPRD DKI.
"Ini bukan soal Ahoknya, ini soal duitnya. Rp 12,1 triliun itu banyak nolnya. Beli Lamborghini dapat banyak tuh," ucap Oji yang mengenakan topi pelukis warna hitam dan baju motif loreng kepada Liputan6.com di lokasi CFD Jakarta, Minggu (8/3/2015).
Dia mengaku mendapatkan inspirasi melukis pada pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Ini juga dipicu oleh rekannya, pelukis Hardi, yang tiga hari sebelumnya melukis tikus koruptor tentang anggaran 'siluman' di DKI. Lukisan bergambar tikur berjas yang digantung dengan tali itu akhirnya rampung dibuat sekitar pukul 04.00 WIB. Tiga jam kemudian, dirinya telah berjalan kaki mengitari area CFD Jakarta.
Alasan Oji mengambil hewan tikus sebagai objek gambar karena tikus memiliki sifat senang menggerogoti barang secara sembunyi-sembunyi. Ini dianggap dia serupa dengan praktik korupsi yang menggerogoti anggaran secara perlahan-lahan. Lukisan ini diakuinya sebagai sindiran terhadap anggota dewan Jakarta ini, yang mana si tikus dalam lukisan menggenggam kantong yang bertuliskan 'Rp 12 T'.
"Kalimat udah banyak. Orasi udah banyak. Sekarang gambar yang ngomong. Harus digantung ini tikus koruptor. Rp 12,1 triliun itu banyak. Ini bukan cuma DPRD DKI pastinya," ucap pelukis kelahiran 1937 ini.
Tak hanya Oji yang berkeliling memamerkan hasil karyanya di CFD. Pelukis Hardi, pencetus Gerakan Seni Rupa Baru yang fenomenal, turut beraksi yang sama. Tak sendiri pelukis Hardi juga memboyong anak dan istrinya. Ada 2 lukisan yang dibuat Hardi, satu dibawanya dan satu lagi dibawa anaknya, Jibril Fitra Erlangga.
"Ini salah satu dari dua lukisan ayah saya, pelukis Hardi. Dia buat karya lukisan mengenai Ahok dan DPRD. Lukisan ini untuk dukung Ahok berantas korupsi," kata Jibril mewakili ayahnya yang tengah sibuk berkeliling.
Menurut dia, kekecewaan dan keprihatinan tentang anggaran 'siluman' di Jakarta juga dirasakan ayahnya sehingga menghasilkan 2 lukisan. Tak berbeda dengan Oji, pelukis Hardi juga menggunakan tikus sebagai objek untuk menggambarkan koruptor. Tetapi di lukisan Hadri ada si tikus koruptor mengenakan peci hitam dan berdasi.
"Ayah saya, Hardi, gambar tikus. Ini digambar 3 hari lalu setelah lakukan research. Ini hasilnya. Pak Oji itu sahabat pelukis Hardi," ucap Jibril. (Riz/Mut)
Lukisan Tikus untuk DPRD DKI
Anggota Gerakan Seni Rupa Baru memamerkan lukisannya yang dikalungkan di leher hingga menutupi bagian dada dan kaki.
Advertisement