Sukses

Naik Motor Tasik-Cilacap, Ibu ini Desak Eksekusi Mati Dipercepat

Ecin menjelaskan, unjuk rasa tunggal ini berangkat dari rasa kesal dengan peredaran narkoba yang makin marak sekarang ini.

Liputan6.com, Cilacap - Kejaksaan Agung sampai saat ini belum juga mengeksekusi mati tahap 2 terhadap 10 terpidana mati. Terkait itu, seorang ibu asal Tasikmalaya, Jawa Barat bernama Ecin Suciatin meminta agar pelaksanaan eksekusi mati segera dilaksanakan.

Ecin menyampaikan desakan itu melalui protes tunggal atau seorang diri di Dermaga Wijaya Pura, Tambakreja, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu siang. Dia rela menempuh puluhan kilometer dari Tasikmalaya ke dermaga menggunakan sepeda motor demi melakukan aksi tersebut.

Dalam protesnya, Ecin sempat melakukan orasi singkat di dermaga yang menjadi akses menuju dan dari Pulau Nusakambangan itu.

"Saya dari Tasikmalaya, berangkat jam 05.00 WIB. Nanya-nanya ada kali 100 kali, akhirnya sampai di sini. Saya minta eksekusi dilakukan sekarang juga, menit ini juga, detik ini juga," ujar Ecin di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (8/3/2015).

Ecin menjelaskan, aksi ini berangkat dari rasa kesal dengan peredaran narkoba yang makin marak sekarang ini. Apalagi, saudaranya pernah terjerat lingkaran narkoba belum lama ini, sehingga dia membulatkan tekad melakukan aksi sendirian di Wijaya Pura.

‎"Saudara saya kena narkoba itu aib. Tapi saya tidak mau membuka, yah. Membuka aib itu kan dosa. Jadi cukup kami saja yang menelan pahit narkoba. Yang pasti kami prihatin‎," tegas Ecin.

Menurut Ecin, narkoba sudah merusak generasi muda bangsa Indonesia. Gara-gara narkoba, banyak sanak keluarga, kerabat, dan temannya harus berurusan dengan pihak berwajib.

"Banyak saudara, bahkan teman saya dipenjara di Polres gara-gara narkoba," ungkap Ecin.

Ecin mengaku ‎tidak ditunggangi siapa pun dalam aksi dukungan eksekuasi mati ini. Dia hanya ingin menyampaikan rasa keprihatinannya terhadap permasalahan narkoba di Indonesia.

"Demi Allah, saya pribadi yang ingin menyampaikan ini. Tidak ada perintah dari siapa-siapa," ucap perempuan yang mengenakan jilbab warna biru tersebut.

Tak cuma orasi, Ecin juga memasang spanduk ke tiang plang nama Dermaga Wijaya Pura. Pada spanduk itu tertulis, "Mari Kita Mati Bersama. Menjual narkoba atau obat-obatan terlarang kepada anak sekolah disebut pengkhianat bangsa. Karena putra-putri adalah penerus Bangsa Indonesia."

Adapun ‎usai beberapa menit melakukan aksi, Ecin meninggalkan Dermaga Wijaya Pura. Menumpangi sepeda motor matiknya, perempuan paruh baya itu pulang ke rumahnya di daerah Tasikmalaya. (Rmn/Ado)