Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, hingga saat ini pemerintah Indonesia terus melakukan upaya pencarian terhadap 16 WNI yang hilang di Turki. Pria yang karib disapa JK mengaku tak yakin keenam belas orang tersebut sengaja menghilangkan diri untuk menuju Suriah dan bergabung dengan organisasi militan ISIS. Seperti kabar yang beredar belakangan ini.
"Ya tentu pemerintah terus melakukan upaya pencarian. Tapi itu kalau saya lihat dengan sekeluarga dengan anak kecil. Bagaimana mau masuk ke ISIS, daerah konflik begitu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2015).
"Saya ndak terlalu yakin kalau mereka betul masuk ke ISIS," imbuh dia.
Menurut JK, kedatangan warga negara asing untuk bergabung dalam wilayah yang dikuasai ISIS biasanya untuk melakukan apa yang mereka klaim sebagai jihad. Sementara di antara belasan WNI itu terdapat anak-anak.
Karena itu ia tak yakin 16 WNI tersebut telah meninggalkan Turki dan masuk ke Suriah melalui wilayah perbatasan.
"Kalau mau jihad pasti tidak bawa anak kecil, istri, macam-macam. Dengan bawa anak kecil, di daerah perang begitu. Nggak logis toh," ujar dia.
Terkait dengan adanya iming-iming sejumlah materi yang dijanjikan oleh pihak ISIS bila ada warga yang bergabung dengan wilayah kekuasaan ISIS sebesar US$ 3 ribu, JK menilai hal tersebut bisa saja terjadi.
"Walaupun ada imbalan, bagaimana bawa anak-anak ke situ. Saya tidak yakin dia (mereka) ke sana itu," pungkas JK.
Sementara Kepala Biro Sekretaris NCB (National Central Bureau/Interpol Polri Indonesia) Brigjen Pol Setyo Wasisto mengatakan pihaknya telah mengirim surat ke NBC Interpol Turki terkait hilangnya 16 WNI tersebut. Namun, hingga kini belum ada kabar berita dari Interpol Turki.(Ein)