Sukses

Top 5 News: Saran Ketua DPD ke Ahok - Jokowi Terima Salam Tempel

Berikut Top 5 News edisi Senin 9 Maret 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Menurut Ketua DPD Irman Gusman, ketegasan tidak selalu ditunjukkan dengan kata-kata yang kasar. "Yang penting maksudnya tercapai. Tegas bukan berarti kasar, santun bukan berarti lemah," ujar Irman Gusman.

Nah, saran Ketua DPD terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok itu ternyata paling mencuri perhatian para pembaca di kanal News Liputan6.com sepanjang Senin 9 Maret 2015. 4 Berita lain, termasuk berita Jokowi Terima 'Salam Tempel' dari Wali Nangroe Aceh, juga menarik banyak pembaca.

Selengkapnya Top 5 News...

1. Ketua DPD Irman Gusman: Ahok Jujur dan Tegas, Tapi...

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman menyarankan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memperbaiki komunikasi politiknya. Sebab, ketegasan tidak selalu ditunjukkan dengan kata-kata yang kasar.

"Untuk kejujurannya (Ahok) kita akui, benar tegas, tapi gunakan bahasa yang baik. Bukan bahasa preman. Jadi, dua-duanya (Ahok dan DPRD DKI) harus (saling) mengoreksi," ucap Irman usai mengikuti acara 'Bincang Senator 2015' bersama Liputan6.com di Senayan City, Jakarta Pusat, Minggu (8/3/2015).

Irman menambahkan, selaku kepala daerah, Ahok harus mampu mengontrol diri terhadap amarahnya. Terutama bila berhadapan dengan sesama pejabat daerah di Ibukota, yakni DPRD DKI Jakarta.

Simak berita selengkapnya di sini

2. Di Pelaminan, Jokowi Terima 'Salam Tempel' dari Wali Nangroe Aceh

Dari atas pelaminan, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana mengikuti prosesi tepung tawar atau peusijuk di Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh, Aceh. Dalam prosesi itu, Jokowi juga menerima 'salam tempel' dari Wali Nangroe, Malik Mahmud Al-Haytar.

Prosesi salam tempel ini merupakan adat istiadat Aceh yang disebut dengan istilah teumeutuk. Sang penerima diberikan hadiah berupa uang dalam jumlah ala kadarnya yang dimasukkan dalam amplop. Uang tersebut diberikan saat bersalaman setelah prosesi tepung tawar peusijuk.

Berita selengkapnya klik di sini

3. Jelajah Benteng Portugis di Pulau 'Kematian' Nusakambangan

Napas Arief Ragil terengah-engah saat mengelilingi sebuah benteng kuno peninggalan Portugis di bagian timur Pulau Nusakambangan. Pria 27 tahun itu bersama 4 temannya menikmati wisata keliling benteng yang terletak di Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Wisata ke benteng ini juga bukan yang pertama kalinya. Sudah beberapa kali, ia mengunjungi Benteng Portugis itu. Dia memang senang dengan wisata-wisata alam seperti ini.

"Saya sering ke sini. Karena memang senang jalan-jalan, wisata alam begitu," ujar Ragil, Minggu (8/3/2015).

Berita tersebut selengkapnya ada di sini

4. Farhat Abbas Temui Terpidana Mati di Nusakambangan

Pengacara Farhat Abbas menemui salah satu terpidana mati jilid II di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Batu, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Yang ditemui Farhat, yakni terpidana mati asal Nigeria Sylvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa. Ada apa?

Rupanya Farhat ingin menginformasikan pihak lapas terkait upaya hukum yang dilakukan Sylvester. Kantor hukum Farhat Abbas dan rekan saat ini ditunjuk untuk menangani kasus Sylvester.

"Upaya yang ditempuh oleh tim pengacara Sylvester, yaitu dengan mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tentang Keppres Nomor 11 Tahun 2015," kata Farhat di Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (9/3/2015).

Simak berita tersebut di tautan ini

5. 21 WNI ABK Kapal Hilang di Samudera Atlantik

Kabar buruk datang dari Samudera Atlantik. Sebanyak 21 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di kapal Taiwan dilaporkan hilang.

Kapal tersebut diketahui berlayar dari Falkland Island ke Taiwan. Rencananya kapal akan tiba di Taiwan pada Mei mendatang. Namun, ketika berada di lautan lepas Atlantik kapal itu sudah tak terlacak lagi.

"Kita dapat informasi ada kapal Taiwan beratnya 700 ton hilang di Atlantik Selatan terakhir kontak dengan pemilik kapal tanggal 26 pukul 3 sore," sebut Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal di kantornya, Jakarta, Senin (9/3/2015).

Berikut lanjutan beritanya di sini

(Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini