Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri menyatakan, Kapal Hsiang Fu Chuen asal Taiwan yang membawa 49 awak, termasuk 21 anak buah kapal asal Indonesia masih hilang kontak di selatan Samudera Atlantik.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal, menyatakan ada kemungkinan besar kapal penangkap itu karam di laut lepas.
"Kemungkinan ada accident karena ketika lost contact tanggal 26 (Febuari) jam 3 pagi itu terakhir kaptennya mengatakan ada kebocoran, di dek ada genangan air. Mereka sedang mencoba untuk mengeringkan air itu. Jam 5 ditelepon lagi, owner sudah uncontactable," ujar Iqbal di Kantor Kemlu, Selasa (10/3/2015).
Iqbal memaparkan, upaya pencarian terus dijalankan. Walaupun, tidak berjalan mudah. "Titik hilangnya itu berada di tengah lautan yang sangat sulit sekali, jauh sekali dari garis pantai dan kondisi cuaca sangat tidak menguntungkan. Tapi kita terus melakukan pencarian," kata dia.
Dia menyatakan, saat ini, pihaknya sedang fokus pencarian 21 ABK tersebut. Kapal tersebut diketahui berlayar dari Falkland Island ke Taiwan. Rencananya kapal akan tiba di Taiwan pada Mei 2015.
"Sekarang kita fokus ke pencarian supaya tidak terjebak dalam salah-menyalahkan. Setelah itu ada tahap-tahap lain yang harus pikirkan," tandas Iqbal.
Dikutip dari News.com.au, Hsiang Fu Chun -- kapal asal Taiwan yang membawa 49 awak menghilang tanpa sempat mengeluarkan peringatan 'mayday'.
Kapal pencari ikan berbobot 700 ton itu hilang kontak dengan pemiliknya, sesaat setelah dilaporkan air laut memasuki dek sekitar pukul 03.00, Kamis 26 Februari 2015.
"Kami masih tidak tahu di mana kapal berada dan apa yang sebenarnya terjadi," kata Huang Hong-yen dari Badan Perikanan atau Fisheries Agency Taiwan. (Mvi/Yus)
Kapten Kapal Taiwan yang Hilang Sempat Laporkan Kebocoran di Dek
"Sekarang kita fokus ke pencariannya supaya tidak terjebak ke salah menyalahkan,"
Advertisement