Liputan6.com, Banten - Polda Banten memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap tewasnya warga akibat terkena peluru nyasar polisi. Diduga, kejadian tersebut lantaran kesalahan prosedur.
Sejumlah anggota tim Buser Polres Jakarta Barat memburu kawanan begal di Kampung Ciseukeut, Desa Mekarsari Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Dalam operasi itu, ibu rumah tangga bernama Titin yang sedang mencari jamur di sawah tewas terkena timah panas.
"Dugaan sementara, terkait ada kesalahan prosedur. Tapi benar, kehadiran mereka dalam pengungkapan kasus begal. Sudah ada kasus dan barang bukti yang mereka amankan," ujar Kapolda Banten Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar saat ditemui di sela-sela apel di Mapolres Serang, Senin (16/3/2015).
Boy menambahkan kejadian salah tembak itu diduga akibat kondisi lapangan yang gelap. Selain itu, petugas kepolisian juga belum memiliki gambaran lokasi yang pasti. Polda Banten kini telah memeriksa 7 aparat kepolisian yang mengejar pelaku begal motor tersebut.
"Ada pemanggilan beberapa saksi lagi. Proyektil sudah diamankan, belum ada kesimpulan, karena kan harus menunggu dari Puslabfor hasil secepatnya," terang Boy.
Meski begitu, Boy mengaku ada polisi yang mengeluarkan tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali. Namun kehadiran warga di sawah itu tak diduga oleh tim buser.
"Tidak disangka-sangka, pagi hari itu ibu-ibu sudah di sana. Ini yang seharusnya bisa dianalisis terlebih dahulu. Kalau pengeluaran tembakan peringatan sudah ada," tegas Boy.
Sebagai kompensasi terhadap keluarga korban, Polda Banten telah memberikan santunan berupa uang tunai sebesar Rp 40 juta. Selain itu, Kapolda Banten melalui Kapolres Serang telah menyatakan akan menjadi orangtua asuh bagi 3 anak korban peluru nyasar tersebut. (Ali/Mut)
Usut Peluru Nyasar, Polda Banten Periksa Tim Buser Jakbar
Kapolda Banten Boy Rafli Amar menduga kejadian salah tembak itu diduga akibat kondisi lapangan yang gelap.
Advertisement