Sukses

Agung Laksono Tawari Ical Posisi Dewan Pertimbangan Partai Golkar

Agung mengaku telah memenuhi persyaratan dari Menkumham agar mengakomodasi kubu Ical untuk masuk ke jajaran pengurus DPP Partai Golkar.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik di tubuh Partai Golkar belum usai. Setelah Mahkamah Partai dan Menteri Hukum dan HAM mengesahkan kepengurusan DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono, kubu Aburizal Bakrie atau Ical tak tinggal diam dengan melaporkan pemalsuan dokumen ‎yang dilakukan Agung cs ke Bareskrim Polri beberapa waktu lalu.

Di satu sisi, Agung dkk pun bergerak cepat dengan mengunjungi petinggi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Terbaru, Agung dan jajarannya menemui Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

Adapun usai pertemuan dengan Megawati, Agung mengaku telah memenuhi persyaratan dari Menkumham agar mengakomodasi kader-kader dari kubu Ical untuk masuk ke jajaran pengurus DPP Partai Golkar di bawah pimpinannya. Salah satu yang ditawari bergabung adalah Ical.

Agung mengatakan, Ical ditawari olehnya untuk menjabat di Dewan Pertimbangan Partai Golkar. Namun, tawaran itu belum direspons oleh Ical sampai saat ini.

‎"Kami ingin beliau (Ical) di Dewan Pertimbangan, tapi belum dijawab," kata Agung usai bertemu Megawati di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/3/2015).

‎Lebih jauh Agung mengatakan, selain Ical, sejumlah nama juga sudah ditawarkan untuk bergabung. Meski, sampai saat ini proses penampungan itu belum 100 persen dilakukan karena masih adanya hambatan psikologis usai pengesahan oleh Mahkamah Partai dan Menkumham.

"Kamis sudah menerima nama-nama. Salah satunya Mahyudin. Yang lain ada duduk di ketua, kesekjenan, kebendaharaan. Ada banyak yang tidak bisa saya sebutkan," ucap mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat ini.

Agung menambahkan, pengakomodasian kader-kader kubu Ical ke dalam struktur kepengurusan DPP Partai Golkar di bawah pimpinannya ini juga sebagai jalan masuk untuk kedua kubu berdamai. Mengingat, dalam dunia politik tidak ada yang tetap.

"Ini pintu masuk mulainya islah, rekonsiliasi dengan kubu beliau. Dalam politik ini dinamis. Ini momen terbaik untuk rekonsiliasi," ujar Agung. (Mut)

Video Terkini