Sukses

Ahok Stop Semua Proyek Revitalisasi Terminal Zaman Udar Pristono

Ahok mengaku menemukan sejumlah masalah terkait konsultan hingga desain terminal.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan akan menghentikan seluruh proyek revitalisasi terminal bus di zaman mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono, yang belum berjalan. Sementara yang sudah jadi dan sedang dibangun akan segera diperbaiki.

Ahok mengaku menemukan sejumlah masalah terkait konsultan hingga desain terminal. Pristono sendiri saat ini sudah berstatus tersangka dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta dan BKTB.

"Kalau terminal kita berhentikan karena dari yang jadi itu, konsultannya nggak becus semua. Jadi semua (revitalisasi) terminal zaman Udar Pristono, semua yang desainnya kacau semua. Bus susah masuk, mobil susah masuk. Kita stop, perbaiki," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit mengungkap, ada 2 terminal yang pembangunannya akan dihentikan karena anggarannya mendapatkan koreksi dari Kementerian Dalam Negeri.

"Anggaran revilatisasi Terminal Kampung Rambutan Rp 100 miliar dan Terminal Kalideres Rp 45 miliar dievaluasi Kemendagri karena tak ada SK anggaran multiyears-nya. Sehingga akan kami matikan karena memang belum ada (SK)," ucap Benjamin.

Meski begitu, Benjamin mengaku penundaan revitalisasi 2 terminal besar ini tidak akan memberikan dampak apapun.

"Yang kali deres belum diapa-apain sama kampung rambutan. Sampai (SK) multiyears-nya jadi baru dilaksanakan," ucap Benjamin.

Saat Udar Pristono masih menjabat Kadishub, Pemprov DKI merevitalisasi 15 terminal bus di Jakarta. Di antaranya ada 3 terminal besar, yaitu Terminal Kampung Rambutan, Kalideres, dan Pulo Gadung secara multiyears.

"Untuk 3 terminal itu multiyears dan selesai di 2015. Sebab, 3 terminal itu besar," ujar Ahok saat masih menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Senin 30 September 2013.

Penataan ulang 3 terminal besar tersebut diperkirakan menyedot dana sebesar Rp 1.383.386.457.000. Konsep untuk revitalisasi terminal yang ditawarkan adalah Mezzanine di mana pergerakan penumpang berada di lantai terpisah dan sejalur dengan angkutan umum.

"Konsepnya bagus. Lantai pun granit. Akan menerapkan PKL yang bagus, franchise jualan. Terus bus-busnya itu semuanya nyambung. Sehingga orang bisa ngerasain keluar-masuknya. Semua lebih bagus," kata Ahok.

Dari 18 terminal di Jakarta, 15 terminal akan direvitalisasi. 10 terminal lain adalah Muara Angke, Tanjung Priok, Klender, Ragunan, Grogol, Pasar Minggu, Pasar Senen, Pinang Ranti, Kampung Melayu, dan Rawamangun. Kelompok ini mulai dibangun dan selesai pada 2014. (Mut)