Sukses

Pengamat: Regenerasi Politik Tak Lihat Trah Sukarno atau Bukan

Dalam survei yang dilakukan Poltracking Indonesia, ada 9 nama potensial untuk menjadi Ketua Umum PDIP.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam survei yang dilakukan Poltracking Indonesia, ada 9 nama potensial untuk menjadi Ketua Umum DPP PDIP ke depan. 9 Nama itu yakni Joko Widodo, Ganjar Pranowo, Pramono Anung, Maruarar Sirait, Tjahjo Kumolo, Hasto Kristianti, Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo, dan Puan Maharani.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu‎ Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti menilai, munculnya nama-nama itu menunjukkan Megawati sebagai tokoh sentral dalam PDIP pada beberapa tahun terakhir telah berhasil menciptakan kader-kader yang baik. Namun, Megawati dinilai belum dapat menemukan orang atau kader yang bisa menggantikan dirinya dari jabatan Ketua Umum DPP PDIP.

"Megawati berhasil melakukan regenerasi di partainya, tapi belum berhasil membuat mereka menggantikan dia," ujar Ikrar dalam jumpa pers hasil survei Poltracking Indonesia bertajuk 'Menyongsong Kongres PDIP: Regenerasi atau Degenerasi?' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).

Dia menambahkan, hasil survei yang dilakukan Poltracking ini juga memunculkan adanya isu regenerasi kepemimpinan di tubuh PDIP. Bagi Ikrar, trah Sukarno tak harus kembali menjadi pemimpin PDIP.

"Regenerasi politik tidak melihat trah Sukarno ataupun orang biasa. Bisa dikatakan 90 persen di survei ini menyebutkan trah Sukarno entah Megawati, Prananda, Puan selalu menduduki posisi paling buncit," ujar Ikrar.

‎Hal itu juga dilihat dari hasil survei lain dari sisi kombinasi kepemimpinan yang sesuai dengan PDIP. Kombinasi trah Sukarno-trah Sukarno tidak mendapatkan suara alias 0 persen. Sementara kombinasi kader/fungsionaris PDIP-kader/fungsionaris PDIP mendapat persentase terbanyak dengan 69,86 persen, diikuti kombinasi kader/fungsionaris PDIP-trah Soekarno 18,83 persen, dan trah Soekarno-kader/fungsionaris PDIP 11,76 persen.

Sementara untuk calon ketum yang potensial, yakni Jokowi berada paling atas dengan persentase 7,68 persen, Pramono 7,41 persen, Pramono 7,35 persen, Maruarar 7,03 persen, Tjahjo 6,6 persen, Hasto 6,52 persen, Megawati 6,44 persen, Prananda 5,93 persen, dan Puan, 5,74 persen.

Sedangkan untuk yang paling direkomendasikan hanya ada 3 teratas, yakni Jokowi dengan 29,35 persen, Pramono 28,73 persen, dan Ganjar 19,85 persen. Sementara Puan 25,04 persen, Prananda 17,64 persen, dan Megawati 19,91 persen.

Adapun survei ini dilakukan pada Desember 2014 sampai Februari 2015. Riset dalam survei ini dilakukan dengan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan, yakni meta analisis, focus group discussion, dan penilaian beberapa aspek dari masing-masing figur di PDIP.

Metode melalui 3 tingkatan penyaringan itu dilakukan oleh 200 pakar atau opinion leaders yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. (Ali/Ans)