Liputan6.com, Jakarta - Meluapnya Sungai Ciliwung mengakibatkan banjir di kawasan RW 3 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jakarta Timur, pagi tadi. Di sejumlah lokasi yang berada di pinggir sungai, ketinggian air bahkan mencapai 3 meter. Meski demikian warga tetap berupaya beraktivitas seperti biasa. Sebagian warga lain tetap bertahan di lantai 2 rumah mereka.
Seperti yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (23/3/2015), sejumlah pengendara yang melintas di Jalan Jatinegara Barat harus ekstra sabar. Sebab ratusan kendaraan warga Kampung Pulo yang terkena banjir diparkir di pinggir jalan.
Akibat banyaknya motor yang diparkir di tepi jalan, kemacetan lalu lintas terjadi sejak dari Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista). Arus lalu lintas menuju ke arah Jalan Matraman Raya juga sangat terganggu.
Advertisement
Banjir akibat meluapnya Sungai Ciliwung juga kembali merendam ratusan rumah di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Padahal pekan silam kawasan padat penduduk itu sempat digenangi air selama 2 hari. Ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter di sejumlah lokasi.
Tidak hanya rumah warga, sebuah sekolah juga terpaksa menghentikan aktivitas belajar-mengajar karena bangunan sekolah terendam banjir. Karena libur, anak-anak sekolah yang rumahnya kebanjiran mengisi waktu dengan bermain air di jalan raya yang tergenang.
Hujan deras yang turun sejak Minggu malam kemarin hingga dini hari tadi juga masih menyisakan genangan di sejumlah permukiman kawasan Pesing, Jakarta Barat. Selain akibat hujan, luapan Kali Sekretaris juga menjadi pemicu terjadinya banjir di kawasan padat penduduk itu.
Berjalan menembus genangan air menjadi aktivitas utama di Senin pagi tadi termasuk bagi sejumlah pelajar. Warga Pesing khawatir bibit penyakit cepat menyebar karena air banjir di kawasam tersebut sangat kotor dan berwarna kecoklatan.
Banjir di Ibukota juga merendam kawasan padat penduduk di Kampung Gusti, Penjaringan, Jakarta Utara. Genangan air di kawasan ini terjadi akibat luapan dari Kali Angke.
Meski lingkungannya tergenang air, warga tetap berupaya menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Untuk menyelamatkan perabot rumah tangga dan barang elektronik, warga meletakkannya di tempat yang aman dari rendaman banjir. (Nfs/Ans)