Liputan6.com, Jakarta - Kelompok radikal ISIS telah mengeksekusi tawanan dari berbagai negara. Mereka pun merekam eksekusi itu dan menyebarkannya melalui dunia maya.
Saat muncul di media sosial, kelompok ini kerap mengatakan aksi sadisnya tersebut didasarkan atas nama Islam. Namun begitu, sejumlah ulama dari penjuru dunia tak setuju dengan pemahaman ISIS tersebut.
Mereka menilai tindakan ISIS yang membunuh tawanannya dengan sadis itu justru bukan bagian dari ajaran Islam. Berikut 3 ulama yang menolak paham ISIS yang dihimpun Liputan6.com, Selasa (24/3/2015):
Ulama dari Yordania
1. Ulama Yordania Syeikh Ali Ibnu Hasan
Ulama asal Yordania Syeikh Ali Ibnu Hasan menilai perbuatan ISIS tersebut sudah di luar batas kewajaran manusia. Bahkan ISIS seperti drakula pengisap darah.
"‎Kita melihat apa yang mereka lakukan jauh dari tabiat manusia yang normal yang diciptakan Tuhan. Pimpinan mereka mengatakan bahwa memperoleh kemuliaan hanya dengan pedang dan menumpahkan darah, dan tidak berlangsung dengan dakwah atau damai. Ini bukti kebuasaan mereka, mirip seperti drakula pengisap darah," kata Syeikh Ali dalam International Conference on Terorism and ISIS di Jakarta, Senin 23 Maret 2015.
‎Syeikh Ali juga menyampaikan, tindakan orang tua yang membawa anak-anaknya bergabung dengan ISIS merupakan suatu kesalahan. Sebab apa yang akan dilakukan ISIS adalah mendidik anak-anak ke arah yang salah.
‎"Ada orangtua yang membawa anak mereka gabung ISIS, orangtua ini bodoh mereka tidak tahu kasih sayang, dan tidak tahu hak-hak keluarga terciderai akibat mereka, mereka harus paham, apa yang dilakukan adalah kedurhakaan terhadap Tuhan," tutur dia.
Advertisement
Ketua MUI
2. Ketua MUI Din Syamsuddin
Ketua Umum MUIÂ Din Syamsuddin menegaskan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) harus diwaspadai semua pihak, termasuk dunia internasional. Ia menyebut ISIS termasuk sebagai ancaman bagi umat manusia.
"ISIS memang ancaman yang tidak hanya kepada umat Islam tapi juga umat manusia. Karena apa yang mereka lakukan, sungguh membahayakan peradaban dan sekaligus merusak Islam,‎" kata Din di JIExpo, Jakarta, Senin (23/3/2015).
Din menuturkan, ISIS harus dihadapi secara komprehensif. Sebab, kelompok radikal negatif tersebut memakai ayat-ayat untuk membenarkan tindakan brutal dan kejinya.
"‎Ideologi radikal seperti ISIS dan terorisme ini memang ada pemahaman keagamaan yang sangat literal, harfiah, dan hanya menyebut ayat-ayat yang tidak dipahami secara luas dan menyeluruh hingga mendapatkan kesimpulan yang keras dan radikal," papar dia.
Ketua PBNU
3. Ketua PBNU Said Aqil Siraj
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj menegaskan, gerakan Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) merupakan ajaran sesat dan tidak direstui agama Islam. Dirinya siap mempertanggungjawabkan fatwanya tersebut.
"ISIS tidak direstui Islam. Saya taunggung jawab dunia akhirat ngomong begini," kata Said Aqil dalam diskusi bertema "Indonesia Merespons Ancaman ISIS" di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin 25 Agustus 2014.
Karena, lanjut dia, perilaku kekerasan atas nama apapun kepada siapapun tidak dibenarkan dalam Islam. Untuk itu, PBNU akan membuat fatwa tentang ISIS tersebut.
"Kami akan akan membuat fatwa supaya kita bisa berperang melawan terorisme termasuk ISIS," kata Said Aqil saat memberikan sambutan acara serangkaian kegiatan menuju launching Muktamar ke 33 NU di parkir utara Kantor PW NU Jawa Timur, Sabtu 14 Maret 2015 malam. (Ali/Mut)
Advertisement