Liputan6.com, Banten - Dua partai politik (Parpol) di Indonesia sedang berkonfilk, yaitu Golkar dan PPP. Namun, permasalahan internal PPP dianggap sebagai proses yang akan membesarkan partai berlambang Kabah dan bisa memenangkan gelaran Pilkada serentak.
"Tidak ada konflik, konflik itu hanya di media. Kalau ada perbedaan pendapat antara kader, itu harus dipahami dalam rangka menumbuhkembangkan PPP jadi partai yang demokratis," kata Wakil Ketua Umum PPP, Bidang Pemenangan Pemilu, M Mardiono di Pendopo Lama Gubernur Banten, Jalan Brigjen KH Syam'un, Kota Serang, Kamis (26/3/2015).
Mardiono menyatakan, jika banding atas putusan PTUN memenangkan kubu Djan Faridz, kepengurusan PPP akan kembali kepada kepemimpinan Suryadharma Ali (SDA) dengan Sekjen Ramahurmuziy. Bukan mengesahkan kepengurusan Djan Faridz.
"Djan Farid belum pernah menjadi pengurus DPP ataupun di daerah. Jadi tidak nyambung kalau kemudian beliau (Djan) menyelenggarakan muktamar," terang dia.
Bahkan pria baya berkaca mata ini menyatakan, gugatan yang dilayangkan oleh SDA selaku mantan Ketua Umum PPP, tak ada hubungannya dengan partai berlambang Kabah. Gugatan itu dilayangkan untuk Menkumham Yasonna Laoly.
"Gugatan yang dilakukan SDA, tergugatnya adalah Menkumham. Tidak ada konsiderannya dengan PPP," tegas Mardiono. (Ali)
Konflik PPP Dinilai Buat Partai Lebih Demokratis
Permasalahan internal PPP dianggap sebagai proses yang akan membesarkan partai berlambang Kabah.
Advertisement