Liputan6.com, Jakarta Saat melihat peternakan, Ahok melihat ada seekor sapi yang hendak melahirkan. Ahok pun ditodong untuk memberikan nama. Spontan Ahok menyebut "USB".
Gubernur DKI Jakarta bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini semula berkeliling peternakan sapi milik PT Karya Anugrah Rumpin (KAR) yang akan menjadi percontohan. Bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir, Ahok melihat berbagai sapi hasil pengembangbiakan PT KAR.
Ada berbagai jenis sapi dengan bermacam usia dan berat. Pada satu sisi peternakan itulah, Ahok ditunjukkan oleh pemilik PT KAR Karnadi Winaga ada seekor sapi hitam besar yang akan melahirkan. Ahok menghentikan langkahnya.
"Bapak, sapi ini sebentar lagi melahirkan. Bapak berikan nama, kalau jantan apa, betina apa," todong Karnadi di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/3/2015).
Ahok langsung mencetuskan nama. "Ow sudah ketemu kok namanya... USB."
Perkataan itu sontak membuat semua orang yang mendengar tertawa, termasuk Nasir dan Karnadi. Rombongan lalu melanjutkan peninjauan.
"Saya kasih nama USB, untuk sapi betina," lanjut Ahok menjabarkan kepanjangan USB.
Pada akhir peninjauan, baik Nasir, Ahok, dan anggota DPR diberi kesempatan untuk menyuntikkan sperma pejantan unggulan kepada sapi betina. Wajahnya tampak mengkerut saat diminta memasukan sperma ke sapi betina.
Meski sudah mengenakan celemek, sarung tangan karet, dan suntikan, Ahok tampak enggan melakukan itu. Tapi akhirnya penyuntikan sperma tetap dilakukan.
"Itu dari saya... USB... untuk sapi betawi," ujar Ahok, kembali mengundang tawa.
Kata "USB" sempat hit saat Ahok berseteru dengan DPRD DKI Jakarta mengenai dana siluman dalam APBD 2015. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung keseleo lidah menyebut uninteruptible power supply (UPS) menjadi USB.
Advertisement
Bibit Bebet Bobot...
Bibit Bebet Bobot
Bibit Bebet Bobot
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi di bidang pengembangan peternakan sapi. Dengan kerja sama ini, Pemprov DKI Jakarta bisa membawa teknologi itu ke peternakan dan rumah pemotongan hewan (RPH) milik DKI di NTT.
"Iya nanti dibawa ke NTT, mau dikirim anaknya ke sana. Teknologinya ke sana," ujar Ahok.
Ahok sempat terperanjat melihat tumbuh kembang sapi hasil ternak di lokasi itu. Ada sapi dengan berat 3 ton padahal baru berusia 3 tahun. Ada pula jenis sapi lokal yang beratnya cukup fantatis.
"Jadi mesti dari bibit, bebet, bobot juga diperhatikan," ucap Ahok.
RPH yang ada di NTT, menurut Ahok, sudah berjalan baik di bawah kendali BUMD PT Dharma Jaya. Hanya saja memang dibutuhkan banyak perbaikan.
"Cuma kalau NTT memang banyak yang harus diperbaiki, sapinya, sarananya, jalannya, transportasinya," demikian Ahok.
Advertisement