Sukses

Lola Amaria, Sutradara Muda nan Idealis

Lola berharap film-film Indonesia tumbuh jadi semakin bermutu dan tidak jadi tamu di negeri sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - Lahir di Jakarta pada 37 tahun lalu, sekarang Lola Amaria telah dikenal sebagai Sutradara. Perjalanan Lola di dunia film boleh dikata lengkap. Nama Lola mulai dikenal saat bermain dalam sinetron Penari di akhir dekade 90-an. 

"Awalnya saya pemain film, bermula dari bermain di TV sebagai pemain di FTV, kemudian film dari mulai film Beth, Novel Tanpa Hurup R, Ca Bau Kan. Sampai akhirnya saya lebih menyukai di belakang layar," ujar Lola Amaria.

Sejak awal Lola menyadari pilihan pemain film semakin terbatas dengan bertambahnya usia. Maka, Lola tak segan terus belajar. Lola berniat bukan sekadar jadi sutradara, tapi jadi sutradara dengan idealisme.

Sejauh ini Lola Amaria telah menyutradarai 5 film. Salah satunya berjudul Negeri Tanpa Telinga, menggambarkan carut marut dunia politik dalam negeri, lengkap dengan berbagai skandal termasuk korupsi.

Perjalanan Lola jadi sutradara bukan mudah. Kedua orangtua sebetulnya berharap Lola jadi diplomat. Tapi Lola terbiasa mengikuti kata hati.

"Jadi ikutin kata hati, oke saya mau ke film, orangtua saya nggak setuju saya di film. Saya sekolah publick relation sampai lulus tapi saya nggak tahu mau ke mana. Semua temen-temen orang film, saya belajar dari awal. Jadi semua learning by doing," lanjut Lola.

Film-film Lola seperti Betina dan Minggu Pagi di Cictoria Park telah meraih penghargaan di festival film.

Masih muda dan penuh visi, Lola berharap film-film Indonesia tumbuh jadi semakin bermutu dan tidak jadi tamu di negeri sendiri.

"Saya senang kalau film Indonesia itu beragam, kemudian tidak didominasi oleh film asing dan kalau bisa dalam satu hari atau dalam satu week end kita punya tayangan yang berbeda di bioskop," ujar harapan Lola.

Saksikan kisah sang sutradara muda idealis Lola Amaria dalam Sosok Minggu Ini yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (29/3/2015), di bawah ini. (Dan/Ans)