Sukses

BBM Subsidi Naik Lagi, Petani dan Nelayan di Daerah Resah

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dinilai meresahkan rakyat. Apalagi jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan mereka

Liputan6.com, Karawang - Para petani di Cibuaya, Karawang, Jawa Barat bingung terhadap kebijakan pemerintah yang tak lagi mensubsidi BBM jenis premium. Sebagai petani, mereka juga menggunakan premium sebagai bahan bakar mesin penyemprot hama.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (30/3/2015), sebelumnya petani sempat gembira karena harga premium turun. Namun sejak harga premium kini kembali merangkak naik, mereka pun resah.

Apalagi harga 1 liter premium bisa mencapai Rp 11 ribu rupiah dari pengecer. Hal ini karena mereka tinggal di pelosok desa yang jauh dari SPBU. Bahkan BBM di pengecer pun tak selalu mudah didapat.

Hal sama juga dikeluhkan para tukang ojek di desa tersebut. Mereka mengaku semakin tertekan dengan kenaikan harga BBM. Sementara di sisi lain, penumpang semakin enggan menggunakan jasa mereka.

Keresahan juga membayangi wajah para nelayan di pesisir Pantura tepatnya di Blanakan, Subang, Jawa Barat pascakenaikan harga BBM Sabtu 28 Maret 2015 kemarin.

Dengan kenaikan harga BBM Rp 500 setiap liternya, mereka mau tak mau harus menaikkan harga jual ikannya. Padahal saat ini harga jual ikan tangkapan tengah turun. Akibatnya hasil tangkapan tak mampu menutup biaya operasional melaut.

Salah seorang nelayan Ansori mengeluhkan sikap pemerintah yang kerap menaikkan dan menurunkan harga BBM. Mereka berharap pemerintah konsisten dengan sikapnya untuk mensejahterakan rakyat kecil.

"Kalau mau dinaikkan ya dinaikkan. Jangan naik-turun naik-turun, biar pasti. Trus harga ikan dinaikinlah. Kalau BBM naik harga ikan turun ya nggak usah ke laut," ujar Ansori.

Para nelayan mempertanyakan komitmen pemerintah yang berjanji menyejahterakan nelayan. Apalagi hingga kini tak ada kompensasi akibat perubahan harga BBM yang mereka terima dari pemerintah.

Pemerintah menaikan harga BBM subsidi jenis solar dan premium sebesar Rp 500 per liter. Rinciannya, harga Solar dari Rp 6.400 menjadi Rp 6.900 per liter. Sedangkan harga Premium dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300 per liter. Kenaikan harga tersebut berlaku sejak Sabtu 28 Maret 2015. (Nfs/Ali)