Sukses

Buku Lecehkan Sahabat Nabi Beredar di Jambi

Dalam bab tentang silsilah Umar Bin Khattab di halaman 12, nama khalifah ke-2 itu ditulis dengan latarbelakang karikatur babi.

Liputan6.com, Jambi - Belum lama beredar Buku Pelajaran Agama Islam untuk kelas XI yang diduga mengajarkan kekerasan dan radikalisme, kini beredar buku lain yang dianggap menyimpang. Buku itu adalah Buku Pelajaran Kebudayaan Islam SKI untuk kelas X Madrasah Aliyah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Senin (31/3/2015), buku ini sudah dipakai setidaknya di Madrasah Aliyah Negeri 3 jambi. Dalam bab tentang silsilah Umar Bin Khattab di halaman 12, nama khalifah ke-2 itu ditulis dengan latar belakang karikatur babi.

Terkait hal itu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin melarang semua sekolah menggunakan buku itu. Lukman juga meminta polisi mengusut penulis dan pengedar buku yang sangat melecehkan Umar Bin Khattab, sahabat nabi yang sangat dihormati umat muslim.

"Terkait dengan temuan sejumlah buku-buku yang dinilai meresahkan masyarakat karena berisi hal-hal yang memuat ajaran-ajaran yang justru bertentangan dengan paham mayoritas umat Islam Indonesia, bahkan ada indikasi kuat melecehkan atau menghina sahabat nabi, maka sejak kemarin saya selaku Menteri Agama sudah menginstruksikkan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang membawahi madrasah-madrasah di Kementerian Agama untuk sesegera mungkin menarik buku-buku tersebut," kata Menteri Agama Lukman Hakim.

Lukman juga meminta agar Direktorat Jenderal Pendidikan Islam memantau dan memonitor, dan mengusut siapa di balik beredarnya buku-buku seperti itu.

Sebelumnya buku pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas XI, SMA, dan sederajat yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga sempat menghebohkan karena dianggap mengajarkan kekerasan. Belakangan pemerintah menarik buku yang beredar di Jombang, Jawa Timur dan Bandung, Jawa Barat itu.

Sudah berkali-kali pemerintah terkesan kebobolan dengan beredarnya buku-buku yang menyimpang ke sekolah-sekolah. Pemerintah mestinya lebih cermat dan selektif sebelum mengizinkan buku pelajaran beredar di sekolah. (Mar/Mut)