Sukses

'Makam Hitler' di Surabaya Pernah Dikunjungi Pria dari Jerman

Ada selembar kertas keterangan yang ditempel di buku registrasi pemakaman. Kertas tersebut bertuliskan teman dokter Poch dari Jerman.

Liputan6.com, Surabaya - Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan dugaan bahwa makam diktator Jerman Adolf Hitler ada di kompleks pemakaman Islam Ngagel Rejo, Surabaya, Jawa Timur. 

Warga sekitar makam sudah lama mendengar desas-desus itu. Namun, makam dimaksud beratas nama dr AG Poch. Dari pantauan Liputan6.com, makam itu berada di Blok CC 258. Di batu nisannya tertulis nama tersebut dan tanggal kematiannya, yaitu 16-1-1970. Hanya tanggal kelahirannya dikosongkan.

Makam seukuran 2 x 1 meter tersebut kondisinya sudah rapi dan bersih. Dengan dilapisi batu granit hitam, makam tersebut dikelilingi pagar besi. Sayangnya, pagar tersebut saat ini sudah mulai berkarat.

Menurut Kepala Cabang Makam Umum Islam Ngagel Rejo Surabaya, Edi Suherman, ia tidak bisa memastikan dokter Poch ini adalah Hitler. Berdasarkan data dari buku registrasi atau buku keterangan kematian, dokter Poch meninggal pada 1970 di Rumah Sakit Dr Sutomo, Surabaya.

"Dia meninggal pada usia 74 tahun karena penyakit tua. Dalam buku ini juga tertulis nama ahli waris atas nama Nyonya dokter GA Poch yang beralamat di Masjid Dharmawangsa dengan pelapor atas nama Mochamad," kata Edi saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Kamis (2/4/2015).

Dia menambahkan, sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Cabang Makam Umum Islam Ngagel Rejo pada 2011 hingga 2015, tidak pernah sekalipun menerima tamu dari keluarga dokter Poch.

"Yang datang ke sini cuma wartawan dari media lokal, nasional dan bahkan wartawan dari luar negeri. Selain itu juga ada para mahasiswa dari Universitas Indonesia, universitas dari Medan dan Bogor. Dan juga ada anggota dari Mabes Polri yang hanya ingin tahu makam dokter Poch," imbuh Edi.

Sahabat dari Jerman

Namun pada saat dia menjabat, di dalam buku registrasi tersebut ada selembar kertas keterangan yang ditempel di buku itu. Kertas tersebut bertuliskan nama teman dokter Poch dari Jerman yang pernah berkunjung ke makam.

"Namanya Anin atau Avin, dan dia juga mencantumkan nomor teleponnya," lanjut Edi.

Dia juga mengakui arsip persyaratan pemakaman dokter Poch seperti surat keterangan kematian dari dokter atau rumah sakit yang menangani, surat pengantar dari RT/RW setempat, fotokopi kartu keluarga serta fotokopi KTP atas nama pelapor dan yang meninggal tidak ada di kantornya.

"Sebenarnya sejak zaman dulu hingga sekarang persyaratan pemakaman masih sama. Namun sejak saya menjabat di sini arsip persyaratan kematian dokter Poch tidak pernah saya temukan. Saya tidak tahu arsipnya ada di mana," ujar dia.

Dan saat ditanya mengenai status kewarganegaraan dan agamanya dokter Poch kok bisa dimakamkan di sini, ia juga mengatakan hal yang sama, tidak mengetahuinya.

"Saya benar-benar tidak tahu, Mas. Tapi yang jelas di sini ini kan makam umum Islam, kemungkinan dokter Poch juga beragama Islam dan dimakamkan secara Islam," pungkasnya.

Informasi dari Cak Nun

Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan informasi tentang keberadaan makam diduga milik diktator Jerman, Adolf Hitler di kotanya. Tepatnya di pemakaman Ngagel.

Bu Walikota mengaku mendapat informasi tersebut dari Cak Nun, nama akrab Emha Ainun Nadjib.

"Dia ngasih tahu, apa ada dokter asal Jerman yang meninggal dan dimakamkan di Ngagel. Kalau betul, itu (mungkin) Hitler. Dia hanya mengganti namanya saja," tutur dia, Rabu 1 April silam.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Risma menambahkan, pihaknya langsung menuju lokasi yang dimaksud untuk mencari keberadaan makam yang dimaksud. "Ternyata memang ada, dia dokter di Rumah Sakit dr Soetomo," tambah Risma.

Meski telah memastikan memang ada makam dokter Jerman di sana, Risma tak berani membenarkan bahwa itu adalah makam Hitler. "Data catatan kematian makam itu sudah ada, tapi saya belum menelitinya. Apa benar makam itu benar-benar makam Hitler," pungkas Risma.

Sudah Lama Terdengar

Pada tahun 1983, harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.

Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.

Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya.

Sosro juga mengaku memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.

Di negara asalnya, kematian Hitler masih jadi teka-teki. Ia diyakini tewas bunuh diri di sebuah bunker di Berlin pada 30 April 1945.

Namun, seperti ditayangkan History Channel Documentary, tengkorak yang diyakini milik sang fuhrer Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin Nazi tersebut, melainkan tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun, bukan Hitler yang dinyatakan meninggal pada usia 56 tahun.

Penemuan ini, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada 1945. Dia diduga melarikan diri dan mati di usia tua.

Sejumlah teori beredar soal lokasi kematian Hitler. Ada yang mengatakan ia meninggal di Argentina, Brasil, Amerika Selatan, bahkan Indonesia. (Ans/Yus)