Liputan6.com, Jakarta - Sabtu, 28 Maret lalu, sehari setelah Olga Syahputra meninggal di Singapura, sebuah stasiun televisi menayangkan ulang acara komedi Opera van Java (OVJ) yang memparodikan perjalanan karier almarhum.
Dalam tayangan tersebut, komedian Parto yang bertindak sebagai dalang OVJ mengenang lagi hidup Olga yang penuh kesusahan, sampai harus menjual kulkas agar bisa masuk sanggar demi jadi artis.
Olga menolak menanggapi Parto. “Saya takut terpancing,” katanya sedikit tercekat. Maksudnya, ia tak mau terpancing untuk terharu lantas menangis. Ia berusaha menahan diri agar tak terbawa suasana.
Dari telusuran di Youtube, OVJ episode biografi Olga tayang 5 Juli 2013. Saat itu, Olga tengah berada di puncak karier. Saban hari kita lihat sosoknya di TV.
Pagi ia tampil di acara musik Dahsyat RCTI; sore hingga menjelang malam di Pesbukers ANTV; setelahnya hingga tengah malam ia tampil di acara Yuk Keep Smile (YKS) di Trans TV. Di sela acara reguler itu, Olga juga rutin mengisi acara yang sebelumnya direkam (tapping) seperti Catatan Si Olga (ANTV) maupun talkshow-nya bareng Raffi Ahmad.
Di acara komedi OVJ biografinya itu, Olga akhirnya tak kuasa menahan air matanya keluar. OVJ mendatangkan Nini, ibunda dari seorang sahabatnya. Di rumah perempuan itu dahulu ia sering menginap. Orangtua sahabatnya dulu juga sering mengongkosinya bila tak punya uang untuk kasting maupun syuting.
“Tuh.. kan.. nangis.” Ia tersedu tak kuasa membendung tangisnya.
Acara OVJ episode biografi Olga menggambarkan sangat baik bagaimana ia berada dari bawah hingga puncak kariernya. Di bagian awal, Olga dikerjai pelawak OVJ lain macam Sule, Andre Taulani, Azis Gagap dan Nunung. Mulutnya dimasukkan sesuatu. Badannya didorong hingga jatuh.
Penonton setia OVJ tentu hapal, beberapa tahun sebelumnya, saat masih jadi pelawak OVJ di masa awal acara lawak itu, Olga kerap dikerjai pelawak-pelawak senior, jadi bulan-bulanan, 'objek penderita' pengundang tawa, yang didorong sampai terjerembab hingga dilempar tepung.
Jatuh dan kemudian bangkit lagi persis sekali dengan jalan hidup Olga Syahputra. Jalan hidupnya berakhir di rumah sakit Mount Elizabeth, Singapura, Jumat, 27 Februari silam sekitar pukul 17.17 waktu setempat, atau pukul 16.17 WIB.
Selanjutnya: Ungkapan Duka Mendunia...
Advertisement
Ungkapan Duka Mendunia
Ungkapan Duka Mendunia
Pria kemayu kelahiran 8 Februari 1983 itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang selama 10 bulan di rumah sakit melawan penyakit meningitis yang membuat tubuhnya merasakan sakit luar biasa. Selama hampir setahun ia absen dari dunia hiburan Tanah Air. Penyakit memaksanya pensiun dini.
Sejak sakit parah Olga sudah berkali-kali dikabarkan meninggal. Berita bohongitu selalu mengisi laman media online. Maka tak heran, reaksi pertama kebanyakan orang saat mendengar presenter terkenal itu meninggal adalah, “Ah, hoax lagi mungkin..”
Ternyata kali ini bukan. Seketika publik terkejut. Jumat malam itu perhatian masyarakat tersedot oleh kabar kepergiannya.
Lonjakan traffic pengunjung begitu tinggi melanda situs-situs berita. Sosial media banjir ucapan duka untuk Olga. Tagar #RIPOlgaSyahputra jadi trending topic dunia di Twitter.
Para selebritas sahabat-sahabat sang komedian mengungkapkan rasa duka di akun Twitter masing-masing. “Selamat jalan sahabat terbaikku, 10 tahun lebih kita bersama dan hari ini kita berpisah selamanya, semoga surga nanti yang akan pertemukan kita,” kicau Raffi Ahmad yang sedang beribadah umrah.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun… #RIPOlgaSyahputra,” kicau Ussy Sulisiawaty.
Sahabatnya yang lain di acara Dahsyat, Jessica Iskandar—wanita yang kerap dogosipkan punya hubungan khusus dengannya—meluapkan rasa kehilangan dengan memajang seratusan ikon menangis di akun Twitter-nya.
Malam itu, dunia maya Indonesia didedikasikan sepenuhnya bagi Olga.
Ungkapan duka yang paling mengharukan datang dari adik Olga, Billy Syahputra. “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.. Yoga tega banget sih ninggalin Bang Billy,” kicau Billy di Twitter-nya. Yoga adalah nama asli Olga.
Billy sangat kehilangan ditinggal sang kakak. Ia sangat dekat dengan Olga. Sebelum jadi artis, dia yang menemani sebagai supir. Abangnya itu juga yang membukakan jalan untuk jadi artis.
"Selamat jalan kakak terbaikku di dunia, Olga Syahputra. Semoga Allah senantiasa membukakan jalan yang terbaik buat Yoga di sana," kicaunya lagi.
"Bang Billy di rumah sekarang sendiri, Yoga. Nggak ada lagi Yoga yang selalu ada di samping Billy, Bang Billy sedih tahu Yoga (meninggal), nggak kuat, harus sampai kapan," tulis Billy lagi.
Awal tahun ini, saat diwawancara tentang sang kakak, Billy mengatakan Olga adalah panutannya. "Ia sudah memulai kariernya sejak kecil. Ia adalah kakak yang baik dan bertanggung jawab kepada adik-adiknya.”
Selanjutnya: Jatuh-Bangun dari Bawah...
Advertisement
Jatuh-Bangun dari Bawah
Jatuh-Bangun dari Bawah
Tidak banyak yang diketahui dari masa kecil Olga Syahputra. Ia adalah anak sulung dari delapan bersaudara pasangan Nurachman dan Nurshida. Mereka menetap di bantaran kali Ciliwung, Cipinang, Jakarta Timur.
Mimpinya jadi artis mungkin sekali sudah dimiliki sejak kecil. Kegemaran Olga cilik mendatangi lokasi syuting sinetron, melihat artis pujaan, untuk berfoto bareng atau minta tanda tangan.
Melihat kehidupan artis dari dekat lalu menginspirasinya punya cita-cita sama. Namun, jalan jadi artis terasa terjal bagi Olga yang datang dari keluarga sederhana. Ketika datang tawaran ikut main film Lenong Bocah, ia harus terlebih dahulu belajar di Sanggar Ananda pimpinan Aditya Gumay.
Kala itulah, keluarga pria berdarah Jawa-Minang ini harus merelakan menjual kulkas agar si sulung bisa ikut belajar akting di sanggar.
Film Lenong Bocah yang rilis 1998 nyatanya tak jadi fenomena box office macam Petualangan Sherina (2000). Ini artinya, nama Olga tak jadi terangkat lewat film itu.
Namun, pantang baginya menyerah pada nasib. Selama aktif di Sanggar Ananda, Olga sering ikut syuting meski hanya peran-peran kecil. Ia ikut main di sinetron Kawin Gantung dan Si Yoyo tahun 2005. Ia juga pernah menjadi asisten penyanyi dangdut Rita Sugiarto.
Raffi Ahmad ingat betul saat merintis karier bareng Olga di sinetron Senandung Masa Puber (2004). “Saya dan Olga memulai karier dari bawah,” kata Raffi saat merayakan ultah Olga tahun 2012. “Tapi waktu itu saya sudah dikontrak untuk banyak episode, kalau dia masih dapat calling-an harian.” Calling adalah istilah untuk panggilan syuting.
Pria yang kini beristrikan Nagita Slavina ini bercerita, ada suatu masa ketika Olga tak kunjung dipanggil syuting lagi. “Dia telepon saya, ‘Raffi,kok gue nggak di-calling lagi?’” kisah Raffi yang disambut Olga dengan membocorkan honornya waktu itu. “Dibayar Rp 150 ribu (per episode).”
Jalan terjal jadi artis yang harus ditempuh Olga mulai membuahkan hasil saat ia terpilih jadi salah satu pemain acara sketsa komedi Extravaganza ABG di Trans TV. Waktu itu, tahun 2005, Extravaganza adalah acara komedi tersukses dengan bintangnya Tora Sudiro, Amink, dkk. Trans TV ingin membuat spin-off berupa versi remajanya. Gaya kemayu Olga rupanya memikat pihak stasiun TV milik Chairul Tanjung itu.
Dari film dengan hasil biasa-biasa saja, meloncat ke sinetron sambil jadi asisten artis, Olga menemukan jalannya sebagai komedian. Modalnya, gaya kemayu jadi pemikat untuk merambah satu bidang lagi dunia hiburan kita: jadi presenter. Dunia presenter ia mulai lewat acara Ngidam di SCTV bersama dengan Jeremy Thomas.
Gaya kemayunya dan cara bicaranya yang lepas kemudian membawa Olga jadi bagian acara talkshow komedi Ceriwis (Trans TV) yang dipandu Indy Barends dan Indra Bekti. Kehadiran Olga sebagai pembawa berita di talkshow itu memberi sentuhan baru. Saat itu, tahun 2007, semua orang telah mengenal Olga Syahputra.
Meski sudah terkenal, kehidupannya masih jauh dari glamor. Jalannya untuk jadi kaya raya masih panjang. Sebuah rekaman infotainment tahun 2007 menunjukkan betapa getirnya hidup pria asli Cipinang, Jakarta Timur ini.
Dari rekaman infotainment Kabar-Kabari tanggal 9 Mei 2009 itu tampak Olga yang masih kurus, sambil memegang mikrofon, mengajak penonton melihat-lihat tempat tinggalnya yang sederhana, sebuah rumah susun yang ia sewa bersama kawannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Di tayangan itu Olga bilang sudah tiga tahun tinggal di rumah susun tersebut. Kemudian, ia mengajak awak infotainment ke kamar mandi penuh baju-baju cucian, lalu meminta juru kamera menyorot keluar jendela. “Mau lihat kolam renang gue nggak?” ajaknya.
Ia sedang bercanda. Yang dimaksud kolam renang adalah sungai kotor berair hitam pekat penuh sampah yang berada di belakang rumah susun. “Di situ gue suka berenang sama teman-teman,” katanya berkelakar.
Tayangan itu kerap diputar ulang bila hendak menggambarkan kehidupan Olga yang pahit di awal kariernya, untuk dikontraskan dengan kehidupannya di puncak karier.
Selanjutnya: Kerja Keras Olga Terbayar...
Kerja Keras Olga Terbayar
Kerja Keras Olga Terbayar
Jalannya ke puncak karier dimulai saat ia dipercaya membawakan acara musik Dahsyat tahun 2008 bersama Raffi dan Luna Maya di RCTI. Trio Olga, Raffi, dan Luna membawa Dahsyat jadi acara musik yang jualan utamanya bukan lagi musik, tapi gimmick yang dimainkan presenter.
Di luar mengantarkan video dan penampilan live musisi dari para bintang tamu, mereka “dibebaskan” berbicara apa saja. Olga kebagian peran menggoda Raffi yang terkenal playboy dan (waktu itu) memacari Yuni Shara, seorang artis berstatus janda dan memiliki perbedaan umur yang jauh lebih senior. Pada Luna, Olga kerap melontarkan sindiran soal hubungannya (waktu itu) dengan Ariel Peterpan.
Ramuan gimmick itu berhasil. Dari satu jam, durasi Dahsyat jadi 2 jam, dari lima hari seminggu, jadi setiap hari selama seminggu.
Dari cuma memandu Dahsyat saban hari, Olga kemudian juga saban hari mengisi acara Pesbukers dan Yuk Keep Smile.
Dari tinggal di rumah susun, Olga kemudian bisa beli rumah mewah di Gatot Subroto Residence, Tegal Parang, Jakarta Selatan, seharga Rp 12 miliar.
Dari honor main sinetron Rp 150 ribu per episode, menjadi Rp 70 juta per episode untuk acara yang memajang sosoknya.
Dari terpaksa jual kulkas, ia memiliki bisnis restoran, butik, rumah kost dan kontrakan, serta jual beli berlian.
Yang harus kita pahami, semua itu dicapai dengan keringat dan air mata. Ia mengorbankan banyak hal. Waktu dan, terutama, kesehatannya.
Sudah jamak diketahui umum, puncak karier artis di industri hiburan kita amat pendek. Olga meraih puncak karier di tahun 2012 dan 2013, atau berkisar hanya dua tahun.
Selama dua tahun itu ia pakai untuk tampil di banyak acara TV sekaligus setiap hari. Kontan saja, waktu istirahatnya sedikit. Belum lagi pola makan yang tak terjaga.
Hal ini kemudian yang menjadi pangkal soal Olga terserang virus meningitis. Penanganan yang terlambat lalu berakibat lebih buruk. Sejak April 2014, sosoknya sudah tak lagi nongol di TV. Hingga kita kemudian mendengar kabar duka dari negeri seberang. Pria kemayu pekerja keras itu telah tiada…(Ein)
Advertisement