Liputan6.com, Jakarta - Usai memulangkan 110 WNI dari Yaman ke Indonesia pada Minggu 5 April 2015, Kemlu kembali menerbangkan 12 WNI dari negara yang sama. Mereka tiba di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta melalui Common Use Louge.
Kepala Sub Direktorat Untuk Pemulangan WNIÂ Kementerian Luar Negeri Muhammad Aji Surya menyatakan mereka tiba dengan menggunakan nomor penerbangan pesawat QR 956 ETA Jakarta.
"Mereka tiba pukul 14.25 WIB, setelah diberangkatkan dari Yaman pada Minggu malam," ujar Aji Surya di Bandara Soetta, Tangerang, Senin (6/4/2015).
Aji menambahkan, sebenarnya total WNI yang dipulangkan hari ini berjumlah 111 orang. Dia merinci, selain 12 WNI yang tiba di Bandara Soetta, ada 98Â WNI lainnya yang dipulangkan melalui tiga kelompok penerbangan.
Kelompok pertama, lanjut dia, berjumlah 42 orang. Mereka dipulangkan dengan nomor penerbangan QR 962 ETA yang tiba di Denpasar Bali pukul 17.40 WIB. Selain itu, ada 23 orang dengan nomor penerbangan QR 954 ETA. Mereka tiba Jakarta pukul 22.05 WIB.
"(Yang terakhir) 34 WNI telah diberangkatkan dari Muscat dengan pesawat Emirat EK 356 ETA pukul 19.10 (waktu setempat) dan tiba di Jakarta pada pukul 15.40 WIB," imbuh Aji.
Aji berharap pemulangan ratusan WNI hari ini dan beberapa hari ke depan berjalan lancar.
Ingin Kembali ke Yaman
12 WNI yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta hari ini didominasi oleh mahasiswa. Mereka sudah bertahun-tahun belajar di negara tersebut.
Namun konflik yang berkepanjangan itu, membuat proses belajar mereka terbengkalai. Hingga akhirnya dipulangkan ke Tanah Air.
Kendati begitu, ada permintaan dari para mahasiswa tersebut. Mereka meminta pemerintah agar mengizinkannya kembali ke Yaman untuk menuntut ilmu dan memperoleh ijazah. Hal itu diutarakan Muhammad Dino, mahasiswa S2 di Yaman. Dia berharap pemerintah pusat agar memperhatikan pendidikan pelajar Indonesia yang dievakuasi pulang ke Tanah Air.
"Kami sangat berharap pemerintah mau membantu para mahasiswa untuk mendapatkan ijazah dan transkrip nilai kami yang masih tertahan di sana (Yaman)," ujar dia.
Aji menyayangkan konflik yang terjadi di Yaman. Padahal negara itu sebelumnya aman dan menjadi tempat yang tepat untuk belajar ilmu agama. (Ali/Yus)