Sukses

Kisah Evakuasi WNI di Yaman yang Sempat Tersendat

Dua lokasi evakuasi dinyatakan tidak lagi kondusif. Tim pun akhirnya mengubah strategi mengevakuasi WNI dari satu titik.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi lebih dari 100 warga negara Indonesia dari zona perang Yaman. Mereka kini telah kembali ke Tanah Air, bertemu keluarga mereka.

Para WNI tersebut tiba di Tanah Air sejak Minggu 5 April 2015. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, pemulangan WNI dari Yaman dibagi dalam beberapa kloter dan menggunakan pesawat yang berbeda.

Proses evakuasi WNI dari negara yang tengah berkecamuk itu ternyata bukanlah perkara gampang. Serangan bom, rudal, dan tembakan menjadi tantangan utama yang harus dihadapi tim evakuasi. Tim harus benar-benar memasang strategi dan kewaspadaan tingkat tinggi agar tidak menjadi sasaran tembak.   
 
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna mengungkap, tim sempat mendapat kendala eksternal saat mengevakuasi WNI, yakni ketika lokasi penjemputan WNI yang semula dikoordinasikan di 3 titik, berubah menjadi 1 titik saja. Perubahan terjadi setelah tim dan hasil koordinasi dengan Pemerintah Yaman mengatakan, 2 lokasi evakuasi tidak lagi kondusif.

Mendapati kenyataan itu, tim pun langsung membuat strategi. WNI yang akan dievakusi akhirnya digiring menggunakan jalur darat sebelum akhirnya mencapai titik landas pesawat TNI AU.

"Terpaksa dipindahkan lewat darat sebelum akhirnya dijemput. Tapi evekuasi aman," ujar Agus di Skuardron 2 Pangkalan TNI AU Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (7/4/2015).

Agus bercerita, sebelum diizinkan masuk ke wilayah udara Yaman, Tim evakuasi dari TNI AU harus menunggu instruksi dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, yang terus bernegosiasi dengan Yaman agar pesawat evakuasi diberi kesempatan mendarat. Selain itu, tim juga harus menunggu hingga wilayah landasan bersih dari kegiatan gencatan senjata.
‎
"Tidak semudah itu kita mengambil WNI. Karena kita harus dapat izin clearance dari mereka (Yaman)," kata Agus.

Seorang WNI yang berhasil dievakuasi dan telah kembali ke Indonesia, Ginda Hasibuan (24) mengungkapkan, setiap malam terjadi sekitar 15 kali serangan pesawat ke kota Hudaidah yang berjarak sekitar 2 km dari kampus tempatnya menimba ilmu, Daarul Ulum Hudaidah.

Kalau sudah begitu, Ginda pun mengaku hanya bisa berdiam diri di ruangan kampus, bersama warga negara Indonesia lainnya dan juga warga setempat. Winda mengatakan tidak percaya akhirnya bisa kembali ke Tanah Air. Sebab, sebelumnya dia berpikir akan menghembuskan nafas terakhir di Yaman sampai akhirnya tim evakuasi berhasil menjemputnya.

Keberhasilan Pemerintah RI yang dipimpin Kementerian Luar Negeri mengevakuasi WNI dari medan perang Yaman, telah membuat sejumlah negara meminta bantuan agar Tim Evakuasi RI juga mengevakuasi warga negara mereka. Tercatat Thailand, Filipina, Singapura, Latvia, India dan Sri Lanka meminta bantuan Indonesia. Sebelumnya tim berhasil mengevakuasi 2 warga negara Thailand dan juga WN Filipina. (Sun/Mut)