Sukses

Hari ke-102, 3 Jenazah Korban AirAsia Dikenali, Total 111

Dengan demikian, 111 Dari 115 jenazah korban tragedi AirAsia yang tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, berhasil dikenali.

Liputan6.com, Surabaya - Memasuki hari ke-102 pasca-jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, Tim Disaster Victim Identification (DVI) berhasil mengidentifikasi 3 jenazah. Dengan demikian, 111 Dari 115 jenazah korban tragedi AirAsia yang tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim), Surabaya, berhasil diketahui identitasnya.

"Tiga korban itu adalah dua korban baru, dan satu korban merupakan bagian tubuh korban sebelumnya," tutur Ketua Tim DVI Komisaris Besar Pol dokter Budiyono di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (7/4/2015).

Dia menjelaskan, korban yang baru itu adalah jasad Reynaldi Theodoros, laki-laki, usai 20 tahun, warga Makassar. "Jasad yang berlabel B112 itu berhasil teridentifikasi dari hasil pemeriksaan DNA korban yang cocok 100 persen."

Jasad berikutnya yang teridentifikasi adalah bagian tubuh Eny wahyuni, perempuan, usia 30 tahun, warga Surabaya. Bagian tubuh yang berlabel B114 dan B115 berupa kepala dan pinggul ke bawah hingga kaki.

"Bagian tubuh itu berhasil teridentifikasi dari pemeriksaan DNA dengan pembanding ayah kandung korban yang cocok 100 persen," lanjut Budiyono.

Sementara jasad yang merupakan bagian tubuh sebelumnya adalah milik Viona Florenzia Abraham, perempuan, usia 19 tahun, warga Maluku. Bagian tubuh berupa kepala tulang tengkorak yang berlabel B113 itu berhasil teridentifikasi dari DNA korban yang cocok dengan tubuh korban sebelumnya atas nama Viona Florenzia Abraham.

"Identifikasi ini menunjukkan kepada semua masyarakat bahwa kami terus bekerja tanpa batas waktu, selama ada pengiriman jenazah, kami akan terus mengidentifikasi lalu menghubungi keluarganya," papar Budiyono.

Kini, total ada 115 jenazah yang sudah tiba di RS Bhayangkara Polda Jatim. Sebanyak 111 jenazah berhasil diidentifikasi, terdiri dari 99 tubuh dan 12 bagian tubuh.

"Sementara sisanya, tiga jasad utuh masih disimpan di container pendingin Tim DVI, dan satu bagian tubuh diketahui merupakan non-human atau monyet," pungkas dokter Budiyono.

1 Jenazah Diduga Transgender...

2 dari 2 halaman

1 Jenazah Diduga Transgender

1 Jenazah Diduga Transgender

Satu dari tiga jenazah yang saat ini masih disimpan di kontainer pendingin Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya diduga transgender. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim DVI Kombes Pol dokter Budiyono yang mengatakan bahwasanya tiga jenazah itu berlabel B028, B044 dan B075.

"Anehnya, B044 ini diduga transgender, karena dari penampakan tubuhnya ada sebuah vagina, namun setelah diperiksa mendalam tidak ditemukan rahimnya," tutur Budiyono setelah konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Selasa (7/4/2015).

Dia mengakui pihaknya kesulitan mengidentifikasi jenazah karena tidak ada keluarga yang memberikan data antemortem untuk proses identifikasi oleh Tim DVI. Dan kemungkinan pihak keluarga merasa malu pada kerabatnya karena jenazah pernah mengubah jenis kelaminnya.

"Dicari di data antemortem Tim DVI, jasad itu tidak ada yang sama," imbuh dia.

Dia menambahkan, jenazah dengan label B044 itu tidak ada di dalam manifest daftar penumpang dan awak pesawat, sehingga jenazah yang masih relatif utuh itu diduga bukan korban pesawat Air Asia QZ8501.

"Dugaan sementara dari Tim DVI, jasad itu bukan korban penumpang Air Asia QZ8501," lanjut dia.

Sedangkan jenazah dengan label B 028 hanya diketahui jenis kelaminnya laki-laki, namun dicari di data antemortem tidak ada data jenazah tersebut. "Label B 028 ini, juga tidak ada di dalam manifest penumpang dan awak pesawat," ujar dia.

Sementara jenazah dengan label B075, diketahui sebagai anak laki-laki yang mana data DNA-nya cocok dengan ayah kandungnya yang juga menjadi korban AirAsia dan sudah teridentifikasi sebelumnya. Keluarga yang berasal dari Malang, Jawa Timur ini berjumlah enam orang. Mereka berangkat dari Surabaya ke Singapura, bersama bapak dan ibu, serta empat anaknya.

"Jenazah ini belum diketahui apakah ini kakak atau adiknya, karena umur keduanya hanya selisih dua tahun, yaitu adiknya berumur 10 tahun dan kakaknya umur 12 tahun," kata Budiyono.

Namun sampai saat ini pihaknya masih terus menganalisis dari sisi antropoligi jenazah, sehingga diharapkan diketahui umur jenazah itu. "Namun, apabila tidak diketahui sampai lama, maka jenazah ini akan diserahkan kepada keluarganya di Malang dengan tanpa nama," ucap dia.

Ketiga jenazah ini masih terus dianalisis oleh tim DVI. Namun apabila nanti sudah lama tidak teridentifikasi dan tim menyerah untuk mengidentifikasi, maka tim DVI sepakat untuk mengubur massal ketiga jenazah korban AirAsia tersebut.

"Sebenarnya tidak ada batas waktunya, jika Tim DVI sudah menyerah dan belum diketahui identitasnya, maka ketiganya akan dikubur massal," pungkas dokter Budiyono.

Pesawat AirAsia QZ8501 penerbangan Surabaya-Singapura dinyatakan hilang kontak pada 28 Desember 2014 lalu. Pesawat jenis Airbus A320-200 berpenumpang 155 orang dan 7 awak itu terjatuh di perbatasan Laut Jawa bagian utara dan Selat Karimata, Kalimantan Tengah. (Ans)

Video Terkini