Liputan6.com, Palu - Jenazah anggota kelompok terduga teroris pimpinan Santoso yang tewas di pegunungan Salumpangi, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dipastikan sebagai Daeng Koro. Berdasarkan catatan kepolisian, Daeng Koro masuk dalam pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diburu.
Kapolda Sulteng Brigjen Pol Idham Aziz menjelaskan, kepastian itu diketahui setelah dilaksanakan pemeriksaan analisa asam deoksiribonukleat atau DNA sesuai dengan surat keterangan ahli laboratorium DNA Pusdokkes Polri.
"Berdasarkan hasil itu sehingga sah dan tidak terbantahkan, bahwa jenazah itu adalah Daeng Koro alias Sabar Subagio alias Antad Rawa berumur 40 tahun dan alamat terakhir di Malino, Morowali," jelas Idham saat konferensi pers di Mapolda Sulteng, Palu, Rabu (8/4/2015).
Sebelumnya, Polda Sulteng memang sudah menaruh curiga atas jenazah tersebut sebagai Daeng Koro. Sebab, berdasarkan foto-foto daftar pencarian orang atau DPO menunjukkan kesamaan dengan wajah jenazah.
"Namun untuk kepastian itu harus ada hasil pemeriksaan DNA dulu. Tapi sekarang sudah ada hasilnya dan membenarkan bahwa jenazah itu adalah Daeng Koro," ucap Idham.
Hingga saat ini, jenazah Daeng Koro masih disemayamkan di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng di Palu. Polda Sulteng sendiri masih menunggu koordinasi bersama pihak keluarga untuk prosesi pemakamannya.
"Untuk pemakaman, kami belum tahu tempatnya. Yang jelas segala kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan pihak keluarga sudah disiapkan," pungkas Brigjen Idham Aziz.
Daeng Koro tewas setelah terlibat baku tembak dengan tim gabungan Densus 88 Antiteror dan Brimob Polda Sulteng di pegunungan Salumpangi, Sakinah Jaya, Parigi Utara, Parigi Moutong pada Jumat 3 April 2015 lalu.
Selain menewaskan Daeng Koro, tim gabungan juga menemukan sejumlah barang bukti. Yakni berupa senjata api, amunisi, bom pipa, dan sejumlah barang bukti lainnya. (Ans/Yus)