Sukses

Pukul Mulyadi Demokrat, Mustofa PPP Gunakan Batu Akik?

Menurut pengakuan Mulyadi Demokrat, dirinya mendapat pukulan bertubi-tubi dari Mustofa PPP.

Liputan6.com, Jakarta - Perkelahian antara Wakil Ketua Komisi VII DPR Mulyadi dengan anggotanya sesama komisi, Mustofa Assegaff terjadi di sela-sela rapat kerja dengan Kementerian ESDM di Gedung DPR Jakarta. Mulyadi mengaku mendapat pukulan bertubi-tubi dari Mustofa.

"Saya dapat 3 pukulan, seperti membabi buta gitu. Satu di bawah pelipis mata kanan dan dua di (pipi) kiri. Ketika memukul, yang bersangkutan menggunakan cincin, mungkin batu akik," kata Mulyadi saat menggelar jumpa pers di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/4/2015).

Kejadian itu bermula saat dirinya memimpin rapat dengan salah satu mitra kerja Komisi VII tersebut. Sebagai pimpinan, dia memberikan waktu 3 menit kepada seluruh anggota untuk bertanya ke Menteri ESDM.

Namun, Mustofa melebihi waktu yang ditentukan. Saat ia menegur, Mustofa yang dari Fraksi PPP ini justru berteriak dan marah ke arah pimpinan rapat.

"Beliau sudah bertanya 10 menit, sedangkan aturan tatib itu hanya 3 menit dan untuk jubir 5 menit. Jelas saya sebagai pimpinan menegur dong, malah beliau justru menunjuk-nunjuk pimpinan rapat dengan marah," ucap Mulyadi.

"Kan ada 48 anggota Komisi VII, semua sama saya berikan waktu 3 menit dan saya wajib mengatur itu," imbuh dia.

Suasana ketika itu sempat kondusif ketika beberapa pimpinan dan anggota Komisi VII lain mencoba menenangkan. Namun hanya beberapa saat setelah pergi ke toliet khusus anggota, pemukulan itu terjadi. Mulyadi mengaku dipukul Mustofa saat hendak masuk kembali ke ruang rapat.

"Pas saya keluar toilet, beliau Mustofa ‎keluar ruangan. Ada lorong koridor khusus anggota, di situ kami berselisih dan tiba-tiba saya dipukul. Saya tidak membalas. Karena saya tahu sebagai anggota DPR tidak boleh memukul," tandas Mulyadi.

Mustofa Assegaff sendiri hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Saat Liputan6.com mencoba menghubungi, Mustofa belum merespon‎s. (Ali/Yus)

Video Terkini