Liputan6.com, Sanur - Banyak hal disampaikan Megawati Soekarnoputri saat menutup perhelatan Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang telah berlangsung selama 3 hari di Sanur, Bali. Satu di antaranya Megawati yang terpilih sebagai ketua umum secara aklamasi untuk kali ke-4, curhat di hadapan ribuan kadernya terkait pemberitaan kepada dirinya.
"Media mem-bully saya. Saya ingin menjawab (pertanyaan media lagi) pasti dipelintirkan lagi. Tapi inilah perjuangan," ujar Mega saat pidato penutupan Kongres IV PDIP di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, Sabtu (11/4/2015).
Putri sulung mendiang Presiden Pertama RI Sukarno itu menekankan, sekalipun di-bully media, ia tetap akan maju.
"Digebuk maju, ditahan maju, Insya Allah kita maju terus. Kitalah harus maju, bukan orang lain. Ketika pemimpin mulai menyerah, pasti anak buahnya juga menyerah," ucap Presiden ke-5 RI tersebut.
Lantaran itulah, Megawati meminta agar pemimpin supaya menjadi panutan, terutama agar bisa mengorganisasikan.
"Harus ada tokoh yang dijadikan panutan. Karena itu saya katakan baik di ranting maupun pusat (DPP) sama saja yang berbeda adalah wilayahnya. Saya di nasional mereka di cabang," tukas Megawati Soekarnoputri.
Masih dalam pidatonya, Megawati juga mengaku memiliki puluhan juta kader yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. "Kalau saya ini seperti presiden, karena anak buah saya banyak, dan itu sampai di tingkat ranting. Kalau pemerintah sampai di RT, saya punya anak ranting mungkin di bawahnya."
Putri sulung sang proklamator Sukarno itu juga mengaku kader-kadernya sangat patuh kepadanya. Bahkan bisa dikatakan kader PDIP lebih patuh ketimbang rakyat Indonesia.
"Kalau saya minta bergerak, semua bergerak," ucap dia. Karena itu, Megawati Soekarnoputri meminta seluruh kader patuh terhadapnya demi memperjuangkan nilai-nilai luhur Trisakti dan empat pilar kebangsaan yang digagas suaminya, mendiang Taufiq Kiemas, saat menjabat Ketua MPR. (Ans/Ali)