Sukses

Punya Banyak 'Musuh', Ahok Rutin Latihan Lari Kencang 10 Menit

Upaya Ahok melatih otot-ototnya itu bukan untuk bertarung melawan orang-orang yang benci terhadapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Teori-teori untuk dalam memimpin Jakarta tak lagi memusingkan Gubernur Ahok. Sebab, sumber daya manusia yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI sudah sangat baik dan ahli dalam setiap bidang.

Yang perlu dilakukan saat ini, imbuh Ahok, adalah mempunyai mental yang kuat dan memperbanyak latihan otot. Terutama agar siap saat diserang orang-orang yang membenci dirinya.

"‎‎Sayadi sini jarang baca buku lagi, nggak perlulah belajar-belajar lagi. Nggak perlu latihan otak. Di Jakarta ini cuma perlu latihan otot, nyali, saraf kaki, dan melatih otot-otot lain-lain untuk bisa segera merespons‎," ‎ujar pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama dalam sebuah diskusi di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat,  Minggu (12/4/2015).

Upaya Ahok melatih otot-ototnya itu ditujukan untuk berlari sekencang-kencangnya bila berada dalam kondisi darurat dan terancam.

"Saya tanya pasukan penyelamat, kira-kira kalau ada keributan jemput saya berapa lama, dijawabnya 10 menit. Ya sudah saya tinggal latihan lari kencang 10 menit‎. Lalu latihan bergelantungan 1-2 menit di helikopter, ya sudah selesai," ujar Ahok.

Pencuri Uang Rakyat

Kendati mengakui banyak orang pintar di jajarannya, Ahok menilai pegawai-pegawai seperti itulah yang justru selama ini banyak mencuri uang rakyat dengan menggelembungkan dana APBD DKI.

Ia pun mencontohkan saat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI Jakarta akan mengajukan pembangunan gedung olahraga di Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Untuk membangun GOR, Dispora mengajukan anggaran yang besarnya mencapai Rp 43 miliar.

Melihat besarnya anggaran yang diajukan, Ahok mengaku curiga. Ia pun memanggil kontraktor yang telah ahli dan berpengalaman membangun gedung menilai kalau dana yang diajukan terlalu besar. Menurut Kontraktor tersebut, pembangunan GOR dengan skema bangunan seperti yang telah ditentukan hanya memakan tidak lebih dari Rp 35 miliar.

"Kata dia, ini usulannya sudah untung besar sampai Rp 8 miliar. Ya sudah saya stafkan pejabat (Disorda yang mengusulkan anggaran) itu. Padahal dia (pejabat DKI) insinyur, pintar lho," kata Ahok.

Selain memanggil kontraktor, Ahok juga sempat berdiskusi dengan beberapa anak muda yang menggagas liga mahasiswa yang mempunyai pengalaman di dunia olahraga. Menurut dia, untuk membangun GOR dengan kapasitas seperti GOR Pancoran, anggaran yang diperlukan tidak lebih dari Rp 17 miliar.

"Bayangkan coba, kalau begitu, seperti yang anak muda lulusan Amerika itu bilang, gue bisa bikin ‎dua GOR di dua kecamatan," tukas Ahok.

Ahok pun menganggap, penggelembungan anggaran yang dilakukan oleh jajarannya itu berdampak pada efisiensi anggaran. Yang tengah fokus dilakukan olehnya.

"Seharusnya DKI bisa membangun GOR di tiap kampung-kampung, ya ini seperti itu. Sekarang ada nggak GOR di Jakarta yang kayak di luar negeri? Nggak ada," tandas Ahok. ‎(Ans/Yus)