Liputan6.com, Jakarta - Ujian Nasional tingkat SMA diikuti 4 siswa yang mendekam di Lapas Wirogunan, Yogyakarta. 2 Di antaranya ialah tersangka kasus penganiayaan LA karena tato Hello Kitty.
Kepala Lapas Wirogunan Zainal Arifin mengatakan tak ada yang berbeda dalam pelaksanaan UN di dalam Lapas. Pihaknya juga memberikan kesempatan kepada siswa tahanan untuk menyiapkan diri menghadapi UN.
"Kita fasilitasi warga binaan kita (jalani UN) berupa tempat dan meja. Sedangkan soal dari Dikbud. Kita bantu pengawasan. Siswi tahanan juga tetap kita beri kesempatan belajar sebagai bagian dari haknya," ujar Zainal di Yogyakarta, Senin (13/4/2015).
Dua siswi kasus Hello Kitty adalah WR dan MAP. Mereka terkait kasus penganiayaan dan penyekapan yang terjadi di Bantul dan kasusnya sedang dalam perkembangan menuju ke persidangan.
"Yang ikut UN kasus Hello kitty itu ya ada WR dan MAP, cewek semua di sini kan dua orang di Cebongan. Kalau yang di sini (Wirogunan) masih tahanan, sedang proses sidang," ujar dia.
Zainal menambahkan sejumlah persiapan menghadapi UN diberikan. Kedua siswi ini sempat melakukan try out sebelum UN digelar.
Walaupun diberikan kesempatan belajar menghadapi UN, dua siswi ini terpaksa belajar di ruang sel bersama tahanan lain. Zainal menyebut pihaknya kesulitan menyediakan tempat khusus bagi tahanan yang masih sekolah belajar di tempat khusus.
"Belajar di kamar mereka juga pakai seragam tadi, yang satu dari SMKN 7 dan satunya saya lupa. Mereka belajar pakai laptop juga," ucap dia.
Bermasalah
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer di SMKN 3 Kasihan Bantul, Yogyakarta, mengalami kendala. 27 Siswa tak mengikuti ujian karena gagal log in.
Kepala Sekolah SMK N 3 Kasihan Rahmat Supriyono menjelaskan, siswanya tidak bisa log in untuk mengerjakan soal UN karena sistem yang error.
"Dari speknya komputer tidak masalah, internetnya tidak masalah, hanya tadi ketika log in paswordnya ditolak," ucap Rahmat di Yogyakarta, Senin (13/4/2015).
Rahmat menambahkan, ada 179 siswa yang terdaftar mengikuti UN berbasis komputer. Mereka terbagi dalam tiga shift, yakni pukul 07.30 WIB, pukul 10.30 WIB, dan pukul 14.00 WIb.
Masing-masing shift terdiri dari 60 siswa yang terbagi dalam tiga laboratorium. Seluruh komputer sudah diverivikasi dari Jakarta.
Bagi yang tidak bisa log in, siswa akan melaksanakan ujian susulan pekan depan tetap dengan sistem online. Setiap laboratorium ada 20 siswa yang mengerjakan UN secara online.
"Pada laboratorium 2 dari 20 siswa hanya 10 siswa tidak bisa login dan dilaboratorium ke 3 terdapat 17 siswa yang tidak bisa login. Teknisnya saat ini sedang dilacak," jelas dia.
Siswa Grogi
UN berbasis komputer setingkat SMA di Kota Bogor, Jawa Barat, diikuti oleh 1.158 siswa. Mereka tersebar di tiga sekolah, yakni SMK Negeri 3, SMK Wikrama, dan SMK Infokom.
"Dalam satu hari, setiap sekolah di Bogor melakukan tiga sesi ujian dan akan berlangsung selama empat hari. Hari ini, para siswa mengerjakan soal ujian bahasa Indonesia," kata Ketua Penyelenggara Panitia UN 2015 Kota Bogor, Fahruddin, di SMKN 3 Bogor, Senin (13/4/2015).
Ia mengatakan, sejauh ini ujian nasional berbasis komputer berjalan baik dan lancar. Semua siswa mulai mengerjakan ujian pada pukul 07.30 WIB.
Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Uus Kusmara menambahkan, ada 484 siswa mengikuti ujian di tiga ruangan yang telah disediakan. Setiap kelas diisi 32 peserta dan dijaga tiga pengawas.
"Sekolah juga meyiapkan 25 komputer cadangan untuk memback-up bila terjadi kerusakan piranti," kata dia.
Salah seorang peserta UN Raihan (17) mengaku awalnya grogi melakukan ujian sistem komputer. Namun setelah dua kali mengikuti uji coba jadi terbiasa.
"Waktu awal-awalnya sih grogi, tapi setelah belajar dan itu try out jadi terbiasa," pungkas Raihan. (Ali/Yus)