Sukses

Bahas Gejolak Timur Tengah, 52 Dubes Akan Dikumpulkan Jokowi-JK

Langkah pertama yang akan diambil pemerintah adalah mengumpulkan perwakilan negara-negara yang tergabung dalam OKI‎.

Liputan6.com, Jakarta - Gejolak di Timur Tengah, mulai dari paham radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) hingga perang Yaman, dikhawatirkan akan membawa dampak buruk ke negara-negara tetangga, tidak terkecuali Indonesia. ‎Oleh karena itu, pemerintah Indonesia mengambil langkah untuk jadi juru damai dalam gejolak tersebut.

"‎Kami semua tadi sepakat untuk mendorong pemerintah Indonesia, khususnya Wapres, untuk mengambil prakarsa sebagai negeri muslim terbesar di dunia," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, di rumah dinas Wapres, Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (14/4/2015) malam.

"Pemerintah Indonesia kita dukung mengambil prakarsa mediasi untuk mendamaikan sesama muslim yang bertikai di Timur Tengah," imbuh Din.

‎Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menerangkan, langkah pertama yang akan diambil pemerintah adalah mengumpulkan perwakilan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)‎. Presiden Jokowi, lanjut dia, akan memberitahu sikap resmi Indonesia terkait gejolak Timur Tengah dan memulai proses perdamaian.

"‎Besok, Presiden akan mengundang para Dubes dari negara OKI. Kira-kira ada 52 Dubes di sini untuk bertemu. Presiden akan menyampaikan sikap Indonesia menghadapi situasi di Timur Tengah. Baru nanti kita lihat upaya apa yang dapat dilakukan bersama untuk memberikan kedamaian di negara-negara Islam," jelas JK.

JK menuturkan, Indonesia harus mempertahankan kondisi negaranya yang normal dan tidak terpengaruh gejolak di Timur Tengah. Ia menggarisbawahi paham ISIS merupakan paham yang sesat.

Selain itu, mantan Ketua Umum Golkar ini juga menambahkan, bila di kemudian hari terjadi sebuah masalah, maka cara penyelesaiannya adalah dengan dialog secara damai.

Pertemuan yang berlangsung hampir 3 jam ini dihadiri oleh petinggi-petinggi ormas Islam di Indonesia, antara lain ‎Ketua MUI Din Syamsuddin, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie, dan Ketua GP Ansor Nusron Wahid.

Hadir pula beberapa menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) AM Fachir. (Ado)