Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR Winantuningtyastiti akhirnya angkat bicara terkait menanggapi rancangan anggaran fantastis yang salah satunya untuk memenuhi pengadaan pengharum ruangan Gedung DPR RI.
Menurut dia, penyusunan anggaran itu dilakukan bertahap dengan perhitungan yang matang.
"Dalam pengelolaan anggaran, perencanaan itu tidak mungkin ngawur. Tidak mungkin ada perencanaaan yang asal-asalan. Ada kriteria untuk perencanaan, ada standar dan tahapan," ujar wanita yang akrab disapa Win di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Win menjelaskan, anggaran Rp 2,3 miliar itu merupakan pagu anggaran divmana hanya menggunakan Rp 1,5 miliar. "Untuk nomenklatur pengharum ruangan pagunya Rp 2,3 miliar dan realisasinya Rp 1,5 miliar hasil lelang terbuka setahun."
Dia menguraikan, dari total anggaran itu digunakan untuk 6 jenis, yaitu pertama alat pengharum ruangan sebanyak 1.110 unit dikali 12 bulan. Kedua, alat pengharum urinoir sebanyak 385 unit dikali 12 bulan.
Ketiga, imbuh dia, handuk tisu dan tempatnya sebanyak 242 unit dikali 12 bulan. Keempat, cairan pembersih dudukan kloset sebanyak 112 unit dikali 12 bulan.
"Kelima, pewangi acara pidato negara 4 kali dalam setahun dan keenam tempat sampah pembalut wanita sebanyak 164 unit," rinci Win.
Selanjutnya, Win juga mengatakan bahwa pagu anggaran untuk memenuhi biaya pemeliharaan rusa adalah Rp 650 juta. Setelah dilelang, angkanya turun menjadi Rp 500 juta untuk menutup biaya pemeliharaan 58 rusa dalam satu tahun.
Dokter khusus didatangkan 2 kali dalam satu pekan untuk rusa-rusa tersebut. Penjaganya berjumlah 5 orang yang memberi makan rusa seperti wortel atau ubi, 2 kali sehari.
"Kalau pengadaan PC (personal computer) dilakukan karena PC yang lama sudah tua, sudah mau dilelang. Pengadaan PC bukan dari APBN-P, tapi dari dana optimalisasi," pungkas Sekjen DPR RI.
Sebelumnya, Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem Johnny G Plate menilai wajar biaya pengharum ruangan DPR yang menelan anggaran Rp 2,3 miliar. Sebab usia gedung wakil rakyat yang berlokasi di kawasan Senayan, Jakarta Pusat tersebut dianggap sudah tua.
"Ini rumus yang normal saja. Semakin tua gedung, semakin tua (lama) maintenance-nya (perawatan). Maka dibutuhkan pewangi-pewangi yang jumlahnya lebih banyak. (Gedung) Itu butuh penyegaran," ucap Wakil Ketua Fraksi Partai Nasdem Johnny G Plate di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 14 April 2015. (Ans)