Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun 2015 diwarnai dengan adanya jual beli soal ujian. Hal ini berdasarkan temuan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang mencatat sedikitnya ada 2 laporan tentang praktik jual beli kunci jawaban UN.
"Pada UN 2015, H-2 baru 2 laporan jual beli kunci jawaban UN yang diterima kami. Yaitu di Jawa Timur dan DKI Jakarta," kata Sekjen FSGI Retno Listyarti saat memberikan keterangan persnya di Gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2015).
Retno menambahkan, untuk di Jawa Timur pihaknya menerima laporan jual beli kunci jawaban UN dari daerah Mojokerto dan Lamongan. Laporan itu, menurut Retno, harga kunci jawaban itu dijual dengan harga Rp 14 juta.
"Para siswa rata-rata saweran alias patungan dengan Rp 50 ribu per siswa," ucap Retno.
Untuk di Jakarta, ungkap Retno, pihaknya menemukan harga kunci jawaban yang dijual seharga Rp 14 juta hingga Rp 21 juta.
"Para siswa juga koordinasi untuk patungan Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu," ucap Retno.
Laporan tentang adanya jual beli kunci jawaban ini didapat dari 46 posko pengaduan yang dibuka pihaknya di sejumlah daerah di Indonesia.
"Tetapi untuk laporan kecurangan tahun ini lebih turun. Kalau di 2014, kami terima 11 laporan," tukas Retno. (Ali)
FSGI Terima Laporan Jual Beli Kunci Jawaban UN di Jatim dan DKI
Hal ini berdasarkan temuan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
Advertisement